Cakey Brownies



Halo halo! :)

Siapa sih yang gak suka brownies? :) Meskipun kue ini terlihat sederhana dan simpel, namun ada dua varian lho.. Ada fudge brownies yang dense dan rich of chocolate. Ada juga cakey brownies yang teksturnya lebih ringan dan agak sedikit chewy. Perbedaannya terletak di banyaknya coklat dan lemak (dalam hal ini mentega) yang digunakan dan juga rasio tepung terigu yang ditambahkan.

Baca Juga : Brownies Fudgy

Kebetulan tadi pagi, Runa datang ke rumah. Saya pernah berjanji membuatkan brownies untuk Runa. Akhirnya kami bertiga, saya Dinara dan Runa, membuat ini bersama-sama. 

Cakey Brownies

Bahan-bahan:
- 60 gram mentega
- 100 gram coklat blok, lelehkan
- 150 gram gula pasir
- 2 butir telur
- ekstrak vanilla secukupnya
- 1 sendok teh kopi yang dilarutkan dengan 2 sendok makan susu cair
- 1/2 sendok teh baking powder
- 1/4 sendok teh garam
- 60 gram terigu

Cara Membuat:

1) Panaskan pada suhu 180 derajat Celcius. Siapkan loyang brownies, alasi dengan kertas roti
2) Di dalam wadah besar, kocok mentega dan gula dengan menggunakan whisk
3) Tambahkan telur satu per satu, aduk rata
4) Tambahkan coklat leleh, garam, dan ekstrak vanilla, aduk rata
5) Tambahkan kopi yang sudah dilarutkan, aduk hingga rata
6) Tambahkan tepung terigu dan baking powder, aduk dengan spatula hingga rata, jangan sampai overmix ya..
7) Panggang selama 30 menit. Lakukan tes kematangan dengan tusuk gigi. Jika sudah tidak ada adonan yang menempel pada tusuk gigi, keluarkan loyang dari oven.
8) Dinginkan dahulu selama kurang lebih 5-10 menit
9) Potong dan sajikan :)
Look how proud they are! :) It was really nice to see their curiosity about the ingredients, mixing all of them together, and waiting patiently until the brownies is done 😍
Rasanya enak dan teksturnya memang lebih ringan daripada Fudgy Brownies. Membuatnya mudah dan cepat, tidak perlu mixer, tinggal aduk-aduk saja hehe :) Nah, kalau kamu team brownies yang mana? Team Fudgy Brownies atau Cakey Brownies? Yuk yuk berbagi di kolom komentar :) 


Perawatan Gigi Anak di Belanda

Halo semuanya!

Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman kami dalam merawat gigi anak di Groningen, Belanda. Sebelumnya saya tidak tahu bagaimana sistem perawatan gigi anak di sini. Sampai suatu saat kolega saya bilang kalau biaya perawatan gigi anak (sampai berumur 18 tahun) disini ditanggung asuransi orangtua meskipun orangtua hanya memiliki polis asuransi paket basic (tidak menggunakan paket tambahan macam-macam). Wah mendengarnya saja saya sudah bahagia sekali, harus dimanfaatkan nih, kan sudah bayar asuransi kesehatan per bulan 😃 Kalau dari info yang saya dapat, anak umur 2 tahun sudah bisa dibawa untuk kontrol ke dokter gigi (mudah-mudahan info ini valid). Pantas saja gigi orang Belanda bagus dan rapi. Ternyata ini rahasianya.. 

Saya malah baru membawa Dinara ke dokter gigi ketika umur 4 tahun heuheu. Well anyway, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan 😁Awalnya saya mencari-cari klinik terdekat dan juga mencari rekomendasi klinik dari tetangga (makasih ya Teh Susan dan Mbak Irma). Akhirnya kami memilih Dental Clinics Groningen. Alamatnya di Friesestraatweg 175, 9743 AB Groningen.

Saya mendaftarkan Dinara di websitenya (bisa diklik di link ini). Beberapa hari kemudian kami menerima surat dari Dental Clinics berisi kuesioner kesehatan yang nantinya dibawa saat pertemuan jadwal check up pertama.



Setelah itu kami menelepon Klinik untuk membuat janji check up. Kami pun bilang kalau Dinara belum pernah ke dokter gigi sebelumnya. Deg-degan juga sih waktu itu soalnya Dinara agak susah diajak sikat gigi. Padahal sudah kami belikan odol berbagai macam, mulai dari odol rasa jeruk sampai odol yang bergambar Elsa. Pun halnya dengan sikat gigi. Kami sudah mencoba merayu dengan sikat gigi bergambar Woezel n Pip sampai K3, tapi tetep saja deh ada drama saat sikat gigi #mohonbersabariniujian

Alhamdulillah, beberapa hari sebelum hari check up, Dinara luluh (cieee) ketika di sekolah ada penyuluhan dari mahasiswa Hanzeschool tentang pentingnya menyikat gigi untuk kesehatan.
“Aku nanti mau bilang ke Juf Ingrid kalau aku sikat gigi, Bu.” kata Dinara. 
Dan hari check up pun tiba.
Saya menggunakan bahasa Inggris ketika berkomunikasi dengan dokter atau pun perawat. Saya juga bilang kalau Dinara fasih berbahasa Belanda. Dokter menyapa Dinara dengan sangat ramah, dengan bahasa Belanda tentunya. Karena ini hal yang baru baginya,  akhirnya Dinara duduk di pangkuan saya saat akan diperiksa. Meskipun demikian, Dinara menuruti apa kata dokter seperti untuk membuka mulutnya, berkumur-kumur, dan lainnya. 
Setelah dicek.. Voila! Ada dua gigi yang berlubang dan juga plak. Dokter menyarankan kami untuk membuat 2 buah janji untuk 2 pertemuan berikutnya. 



Selang beberapa pekan kemudian, kami datang lagi ke Dental Clinics. Kali ini tidak dengan dokter gigi namun dengan mondhygine assistant atau semacam perawat gigi mungkin ya. Beliau memperlihatkan cara gosok gigi yang benar supaya tidak ada lagi plak-plak yang tersisa hehe.  Menggosok gigi anak bagian belakang kan susah banget yaaa (eh atau saya aja nih yang kesulitan? hehe).. Akhirnya beliau menyarankan Dinara agar menggunakan sikat gigi elektrik.



Beberapa pekan kemudian (lagi), saatnya jadwal ditambal gigi oleh dokter gigi. Semakin sering berkunjung ke Klinik Gigi, Dinara semakin berani dan tidak dipangku lagi oleh saya. Dinara senang sekali dengan kursi ajaib dokter gigi. Mungkin karena kursinya otomatis bisa naik turun hehehe..

Proses penambalan pun cukup intense sehingga Dinara sesekali menutup mulutnya. Tapi dokter sangat sabar, sampai mengajak bercanda :)

"Ayo buka mulutnya, seperti buaya. Aaaa.." 
"Nah, sekarang saya sinari giginya dengan lampu disko ya.." 

Begitu kira-kira kata dokter :) Setelah selesai, Dinara diberi hadiah. Yeay senaaang sekali 😊

Dinara dan hadiah dari dokter gigi

Alhamdulillah sejak itu Dinara berinisiatif untuk bermain dokter gigi saat waktunya sikat gigi. Saya berpura-pura menjadi dokter gigi dan Dinara menjadi pasiennya. Kami meniru setiap apa yang kami lakukan di klinik, mulai dari mengetuk pintu kamar, memberi salam dan juga berjabat tangan persis seperti apa yang terjadi di klinik gigi. Kemudian, Dinara berbaring di kasur dan saya sikat deh giginya 😎. Yesss, dengan cara begini bagian belakang gigi menjadi mudah dijangkau dan dibersihkan 😊. Apalagi setelah saya pakai sikat gigi elektrik bergambar Elsa (ini rejekinya Dinara nih pas lagi beli pas ada diskon besar hihi). Menyikat gigi ternyata menjadi lebih mudah ya #bukanendorse


Sekian dulu cerita dari saya. Semoga cerita ini bermanfaat untuk teman-teman ya! :)

Week #27 - The Last Lesson of the Season


Hello!
It is already week #27! Yes, I know it has been a while I didn't update my violin progress in this blog. But don't worry, I still joined the lessons and practice regularly 😃😃😃

So far, now I'm not only using the Suzuki book 1 but also book two from Fiddle Time Runners and learned the low 2nd finger (or finger pattern of 0-12-3-4). Yeay!



One day during this period (week #10 of I'm not mistaken). When I had a lesson, my teacher wanted me to play a song that I have been practicing for a week. Somehow I started to nervous and.. In the middle, I got blank out like I did not know what I'm playing 😫😫😫

Suddenly my teacher said, "Noooo I'm practicing soooo hard but why it turned out like thissss".

I laughed so hard since that was I said to myself exactly.

Another thing, I'm not that good at sight reading of music sheets. I need to know the piece or the song first before I play it or at least I need to listen to it once. Somehow, I could play better if I play with memory. Somehow music notes got blurry when I read it. This kind of thing brings me to Nodame Cantabile. Ah Nodame, I know how it feels!! 😪😪😪

I will have the lesson in the next five weeks. My teacher gave me some exercises (and also loads of homework) for reading notes and also increase the speed of my playing, like :

1) The Arrival of the Queen of Sheba. Don't worry, I play this piece with a slow tempo haha.



2) Irish tunes, I picked "Fairy Dance" and "The Wind that Shakes the Barley"
3) Several songs from Fiddle Time Runners book with finger position of the high 3rd finger (finger pattern of 0-1-2-34).

That's all for now. Wish me luck! 😃😃

Telur Asin dan Hikmahnya


Suatu ketika saat pillow talk..
Suami : Mau makan apa Bu nanti ulang tahun?
Saya : Apa ya.. Hmm.. Di Indo lagi trend saus telur asin lho, Ayah! Aku mau makan udang saus telur asin.
Suami : Telur asinnya beli dimana? Eh, apa bikin aja ya telur asinnya?
Saya : Yuk! Kita bikin aja!
Setelah bertanya pada Mbah Google, ternyata ada beberapa cara untuk membuat telur asin. Kami memilih cara yang paling mudah yang hanya memerlukan 3 bahan : hanya garam, air dan telur hihihi. Cara membuatnya pun hanya merendam telur dalam air garam :) Ma sya Alloh, sang Suami semangat banget lho mengamplas telur ayam satu demi satu :')

Kami pakai telur ayam saja since we didn't have any idea where to find duck eggs :D Oh iya, di dalam air garam telur akan mengambang sehingga sebaiknya merendam telur dalam wadah yang bertutup.
Dua minggu kemudian.. 
We were wondering.. Sudah jadi belum ya..
Akhirnya kami ambil 2 butir telur dan merebusnya. Dingdong, ternyata rasanya masih kurang asin, teksturnya juga kurang "masir". Yowes kami diamkan telurnya 2 minggu lagi :) 

Setelah 2 minggu berikutnya.. VOILA! it was the moment of truth J


Alhamdulillah! Akhirnya berhasil! J

And I was quickly making this!
It was captured directly from the pan. Sorry for the mess hihihi
So guys, when you can buy the salted egg or fried shrimp with salted egg sauce easily, do not take it for granted. Ada loh yang harus menunggu sampai 4 pekan untuk makan ini hehehe (ngacung hihi)

Tapi eh tapi tentu saya juga harus banyak-banyak bersyukur. Saya masih bisa membeli telur, tidak harus mencari ayam hidup dan menunggu mereka bertelur. Tidak pula harus ke laut untuk mendapatkan air asin. Alhamdulillah semua tersedia di supermarket :)

gambar dari sini
Semoga postingan ini bermanfaat dan jangan lupa bersyukur hari ini yaa.. Let's say Alhamdulillah.. :)

How I set up my Bullet Journal

Halo semuanya!
Alhamdulillah, bullet journal saya akhirnya sudah sampai halaman terakhir dan saatnya mengganti buku baru. Saya menggunakan buku Mijn Bullet Journal (contoh bukunya bisa dilihat di link ini) dari MUS Creative dan saya cukup puas dengan kualitas buku ini. Saya membelinya di Boekhandel Van der Velde Grote Markt dengan harga 12.5 Euro. 

Butuh waktu 8 bulan untuk 'menghabiskan' buku ini hehehehe.. terhitung dari bulan November 2017 ketika saya baru memulai Bullet Journalling sampai bulan Juni 2018. yeay, Bullet Journal Amalina 01 sudah selesai! 


Saatnya memulai Bullet Journal Amalina 02 hehehe.. Saya mau berbagi bagaimana saya memulai buku baru saya :) Oh iya niatnya mau ambil fotonya ketika belum terisi, apa daya sudah terisi sebagian.. Abaikan saja ya isinya.. :)

1) Index
Seperti biasa, halaman awal diisi dengan index atau daftar isi untuk memudahkan pencarian halaman. Saya buat yang minimalis saja hehehe.


2) Future Log
Halaman ini saya tulis agenda-agenda bulan-bulan ke depan. Saya catat in advance supaya tidak lupa. Misalnya jadwal kontrol ke dokter gigi, agenda silaturahim, bahkan ulang tahun teman. 

Future Log

3) Monthly Log 
Kalau ini agenda bulanan. Nah, setiap membuat monthly log, pindahkan agenda-agenda yang sudah pernah ditulis di Future Log ya supaya tidak terlupa :)

Monthly Log

4) Morning Routine Tracker
Nah, ini nih yang penting untuk saya, benar-benar to keep me on the right track. Biasanya kalau saya lagi ga pararuguh (bahasa Sunda : gak karuan), jawabannya ada di tracker ini. Entah mungkin ibadahnya yang kurang atau apalah itu :) Doakan saya semoga istiqomah menjalankannya ya!

5) Hobby and Habit Tracker 
Tujuannya kurang lebih sama dengan yang di atas tapi ini isinya yang mungkin agak ringan-ringan seperti blogging, jadwal maskeran, dan baking saya hehehe.. Disini saya ingin men-track dalam satu bulan seberapa sering sih saya ke perpustakaan, Pusat Belanja Paddepoel atau Selwerd untuk belanja kebutuhan makanan dan lainnya. Saya juga ingin tahu seberapa tahan kah saya tidak buka Facebook atau IG dalam satu bulan hehehehe..

Habit Tracker

6) Weekly Log 
Disini saya menuliskan lebih rinci kegiatan harian / to do list harian saya. Kadang saya suka overwhelmed dengan apa-apa yang harus dikerjakan, namun Alhamdulillah terbantu sekali dengan adanya ini :)

7) Violin Practice Journal 
Hehe, ini saya sengaja buat supaya lebih termotivasi dan lebih terarah dalam latihan biola. Saya membuat practice journal ini karena terinspirasi oleh Marijke Plays youtube channel. Berikut saya sertakan link bagaimana Marijke membuat jurnal latihannya ya : Marijke Plays - Violin Practice Routine. 

Violin Practice Journal and Weekly Log
Semoga postingan ini bermanfaat bagi teman-teman ya. Apakah teman-teman juga punya bullet journal?  Yuk berbagi di kolom komentar :)

Hokkaido Baked Cheese Tart

Hokkaido Baked Cheese Tart
Halo semuanya! Wah, pekan ini saya jadi sering nulis resep ya (?) hehehe, moodnya lagi nulis resep nih 😄

Tart ini dipopulerkan oleh toko kue BAKE di Jepang. Kemudian merambah ke Indonesia dan katanya sih harus sampai antri untuk membeli tart ini. Wah, saya jadi penasaran. Akhirnya saya cari resepnya. Saya dapat resepnya dari blog DreamersLoft. Langkah-langkah cara membuatnya dijelaskan dengan sangat detail dan tak tanggung-tanggung, beberapa trialnya pun dibagikan di postingannya.

Untuk mendapatkan konsistensi tart dan custard yang saya inginkan, saya perlu trial 3 kali membuatnya (Ha!) but it's worth it! Resep dari blog Dreamersloft ini menggunakan tiga jenis keju yaitu cream cheese, mascarpone dan parmesan. Nah, saya modifikasi sedikit dengan tidak menggunakan mascarpone namun saya tambahkan takaran cream cheesenya. Alasannya? Mascarpone yang digunakan hanya 50 gram, sedangkan 1 box mascarpone disini beratnya 250 gram. Sayang kan kalau beli 1 box tapi yang dipakai hanya 1/5 nya? hehehe.. Keju parmesan pun saya ganti dengan keju cheddar karena...... hanya itu keju yang ada di kulkas saya haha! 😌, manfaatkan saja apa yang ada 😎. But surprisingly, the taste was still delicious!

Yuk ah langsung kita intip resepnya! 


Hokkaido Baked Cheese Tart

Resep dari  Dreamersloft - Hokkaido Bake Cheese Tart dengan modifikasi

Bahan Kulit tart
- 200 gram terigu
- 100 gram mentega
- 40 gram gula halus
- 1 kuning telur
- 1 sdm susu cair

Bahan Custard
- 200 gram cream cheese
- 30 gram keju cheddar
- 10-15 gram maizena
- 100 mL susu cair
- 30 gram mentega
- 30 gram gula halus
- Vanila secukupnya
- 1 butir telur
- 1 sdm air jeruk lemon
- Sejumput garam
*resep asli menggunakan keju mascarpone dan parmesan, tapi saya skip dan menambahkan cream cheese lebih banyak

Cara Membuat Kulit Tart
1) Aduk tepung, mentega, gula, dan garam menggunakan garpu hingga membentuk tekstur pasir (Saya menggunakan food processor)
2) Tambahkan kuning telur dan susu cair lalu diuleni sampai menjadi adonan yang bisa dipulung dan bulatkan
3) Bungkus adonan dengan plastik wrap lalu diamkan di kulkas selama 1 jam
Nah, selagi menunggu kulit tartnya di kulkas, kita buat custardnya ya.

Cara Membuat Cheese Custard:
1) Tim cream cheese, mentega, keju dan susu sampai semuanya meleleh dengan api kecil
2) Tambahkan gula halus, maizena lalu aduk hingga adonan lama-lama mengental
3) Tambahkan telur lalu aduk
4) Tambahkan vanila dan air jeruk lemon dan angkat
5) Alasi bagian atas custrard dengan plastic wrap supaya custard tidak mengulit atau bisa langsung pindahkan ke dalam piping bag
6) Simpan dalam kulkas minimal 1 jam

Penyelesaian
1) Ambil adonan kulit tart, bagi masing-masing 20 gram lalu dicetak ke cetakan pai dan beri lubang di kulitnya dengan garpu
2) Panggang kulit tart selama 10 menit pada suhu 180 derajat Celcius
3) Angkat, tunggu hingga dingin dan keluarkan dari cetakannya
4) Isikan custard keju (yang sudah didinginkan) pada kulit tart

 
5) Olesi permukaannya dengan kuning telur


6) Panggang selama 6-7 menit suhu 230 derajat Celcius
7) Siap disajikan
Baked Cheese Tart sudah matang 😊
1 resep ini bisa menghasilkan kurang lebih 20 buah tart.

Nah, menurut housemate saya yang mencicipinya, katanya rasanya mirip dengan yang asli 😍 Alhamdulillah..  Jadi terharu deh saya hehehe..
Selamat mencoba ya! Happy baking! 😋

Okonomiyaki

Okonomiyaki

Setelah postingan saya sebelumnya tentang Ebiyaki, yang ini masih saudaranya lah, alias Okonomiyaki hehe. Kalau kata kembaran saya, ini namanya bala-bala Jepang 😋 Well, basically memang isian bala-bala dengan adonan khas jepang kan yaaaa..

Okonomiyaki

Bahan:
- 100 gram kol, iris tipis
- 1 buah wortel, iris tipis
- 1/2 sendok teh baking powder
- 1 sendok makan soy sauce
- sejumput garam
- 100 gram tepung terigu 
- 1 sendok teh dashi
- 2 butir telur
- 140 mL air 
- Irisan cumi-cumi, udang atau gurita untuk isian
- Irisan daun bawang secukupnya

Pelengkap:
- Katsuobushi
- Mayones
-Saus Okonomiyaki (Resep saus okonomiyaki sama seperti saus takoyaki. Saya sertakan link resepnya di bawah ya)


Cara Membuat:
1) Di dalam wadah, campur kol, wortel, terigu, dashi dan baking powder. Aduk.
2) Tambahkan air dan juga telur
3) Aduk rata, jangan sampai overmix. 
4) Panaskan wajan, tuang setengah adonan okonomiyaki kemudian beri isian (cumi-cumi atau udang atau gurita) dan beri sisa adonan okonomiyaki di atasnya. 
5) Masak hingga matang, angkat. 
6) Beri saus, mayones, irisan daun bawang dan taburan katsuobushi di atas Okonomiyaki.
7) Okonomiyaki siap disajikan.

Mudah kan untuk membuatnya 😉 Kalau lagi malas membuat Takoyaki, biasanya saya membuat Okonomiyaki sebagai pengganti. Rasanya mirip dan membuatnya lebih simpel. Tinggal cemplung-cemplung, dadar and voila siap disantap! 
Selamat mencoba ya.. Happy cooking! 😊

Ebiyaki / Takoyaki



Lho kok bukan takoyaki? Maafkan, gurita disini mahaaaaal hiks jadinya saya pakai udang deh. Makanya namanya ganti jadi ebiyaki hihihi.. Tapi adonannya sama kok dan rasanya tetap enaaaaak 😊 Rasa rindu takoyaki pun terobati Alhamdulillah..
Saya menggunakan resep dari Yuda Bustara Kokiku Tv. Saya tulis lagi resepnya di bawah ya 😊

Ebiyaki / Takoyaki

Bahan:
- 100 gram terigu
- 1 butir telur
- 1 sendok teh dashi (bonito seasoning)
- 1 sendok makan kecap asin
- 340 mL air
- daun bawang secukupnya
- Gurita atau udang rebus secukupnya, dipotong-potong kecil-kecil untuk isian

Bahan Saus:
- 10 - 14 sendok makan saus tomat
- 1 sendok teh gula pasir
- 1- 2 sendok teh kecap asin
- 2 sendok makan kecap Inggris (saya skip ini)
*masak semua bahan di wajan sampai mengental 

Pelengkap:
- Mayones
- Katshuobushi / Bonito Flakes

Cara Membuat Ebiyaki:
1) Di dalam wadah, campur terigu dengan telur dengan dashi dan kecap asin

Dashi / Bonito Seasoning. Saya membelinya di toko Amazing Oriental

2) Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk
3) Panaskan cetakan dengan api kecil (saya menggunakan cetakan untuk poffertjes hehehe, agak maksa ya kedengerannya tapi bisa kok :D Bisa dilihat disini)

Saya menggunakan cetakan poffertjes. Berdayakan saja apa yang ada di rumah hehehe..
4) Masukkan adonan hingga setengah penuh lalu tambahkan isian. Kemudian tambahkan lagi adonan hingga penuh.
5) Taburkan daun bawang dan tunggu hingga bagian bawah matang lalu balik sehingga bentuknya menjadi bundar
6) Masak hingga matang sambil dibalik-balik / diputar-putar
7) Angkat dan sajikan dengan mayones, saus dan taburan katsuobushi di atasnya. 

Selamat mencoba ya! Happy cooking! 😊

Matcha Green Tea Cupcakes with Cream Cheese Frosting

Matcha Cupcakes

Halo halo 😊

Alhamdulillah baru saja ada acara syukuran teman yang sudah selesai studi PhDnya. Ikut senang sekali rasanya (sambil komat kamit berdoa semoga saya segera menyusul hehehe. aamiin.. doakan ya!) Dalam acara syukuran, tentu rasanya tidak enak kalau membawa tangan kosong hehehe.. Nah, mood tadi siang adalah mood matcha alias green tea. Siapa yang suka green tea disini? :)

Sebelumnya saya bukan penggila matcha yang apa-apa di-matcha-in, apa-apa di-greentea-in. Tapi, sejak di Groningen kok saya jadi suka ya.. hehehe.
Berikut adalah resep Matcha Cupcakes dari Cupcake Jemma, tapi saya modifikasi sesuai dengan tekstur cupcake kesukaan saya. Untuk frostingnya, instead of using the white chocolate icing, I used my favorite:  cream cheese frosting! Nyummy!

Matcha Green Tea Cupcakes

Bahan Cupcakes:
- 125 gram butter, suhu ruang
- 80 gram tepung terigu
- 40 gram tepung maizena
- 4-5 sendok makan susu cair
- 1/4 sendok teh baking soda
- 1/2 sendok teh baking powder
- 3 butir telur
- 1 sendok teh green tea / matcha powder
- 100-125 gram gula pasir

Bahan Cream Cheese Frosting:
- 100 gram cream cheese
- 30 gram butter
- 35 gram gula halus
- Ekstrak vanila secukupnya 

Cara membuat Cupcake: 
1) Kocok butter dengan gula hingga pucat dan creamy
2) Tambahkan telur satu per satu, kocok hingga rata
3) Tambahkan tepung terigu, tepung maizena, baking soda dan baking powder. Aduk dengan spatula.
4) Tambahkan susu cair, aduk hingga rata.
5) Panaskan oven suhu 170 derajat Celcius
6) Sendokkan adonan ke dalam cetakan cupcake
7) Panggang selama 20-22 menit atau hingga permukaan berwarna kecoklatan
8) Angkat dan diamkan di suhu ruang 

Cara membuat Frosting :
1) Kocok butter hingga pucat
2) Tambahkan cream cheese, kocok hingga rata 
3) Masukkan vanila dan gula halus, aduk hingga rata
4) Masukkan ke dalam piping bag 

Sajikan cupcake dengan frosting di atasnya. Selamat mencoba ya! Happy baking! 😊

Source : Green Tea Cupcakes - Cupcake Jemma

Membuat Roti Boy Sendiri

Homemade Rotiboy

It's summer time, saatnya membuat roti! Lho, apa hubungannya musim panas sama roti? :) hehehe, ada dong.. Musim panas begini adalah waktu dan kondisi yang tepat untuk membuat adonan berbasis ragi karena ragi akan bekerja optimal. Gak perlu deh repot-repot proofing adonan di kamar dengan heater ruangan 😎

Nah, siapa yang suka banget sama roti yang satu ini? :) Dulu pas jaman masih gadis alias jaman kuliah di ITB, pasti selalu beli roti ini deh setiap main ke BIP hehehehe..

Yuk ah langsung saja kita intip resepnya!

Roti Boy

Resep dari Natural Cooking Club Indonesia dengan modifikasi

Bahan Roti :
- 500 gram tepung terigu protein tinggi (kalau disini saya pakai terigu yang tulisannya Patentbloem)
- 14 gram ragi (atau dua bungkus ragi Dr. Oetker juga bisa)
- 2 butir telur
- 75 gram mentega (unsalted), suhu ruang
- 1/2 sendok teh garam
- 220 mL susu cair hangat (suam-suam kuku)
- 50 gram gula halus
- 160 gram mentega asin (salted butter), potong kotak masing-masing 10 gram, bekukan di freezer

Bahan Topping: 
- 100 gram gula halus
- 1 butir telur
- 1 sendok makan kopi instan, larutkan dengan 1 sdm air panas
- 75 gram mentega (unsalted)
- 75 gram tepung terigu

Cara membuat roti:
1) Siapkan susu cair dan campur dengan ragi. Tunggu hingga ragi mengeluarkan buih (kira-kira 5-10 menit). Sisihkan.
2) Dalam wadah besar, campurkan tepung terigu dan gula halus. Aduk rata.
3) Tambahkan campuran susu cair-ragi dan telur, uleni hingga setengah kalis.
4) Setelah setengah kalis, tambahkan garam dan mentega. Uleni lagi hingga kalis.
5) Diamkan adonan selama kurang lebih 45-60 menit dalam wadah yang ditutup lap basah atau plastic wrap.
6) Kempiskan adonan, bagi adonan masing-masing 50 gram. Bulatkan. Kira-kira jadi 16 buah. 
Dari 16 buah tersebut, ambil 2 buah dan bagi masing-masing menjadi adonan kecil kira-kira 10 gram.
7) Ambil mentega beku dan bungkus mentega beku tersebut dengan adonan roti yang kecil. Lakukan hingga semua potongan mentega habis. 
8) Isikan bungkusan butter ke dalam adonan roti besar (50 gram).
9) Diamkan lagi adonan roti selama 20-30 menit hingga mengembang.

Butter beku telah dibungkus adonan kecil. yeaay, siap diisikan ke adonan besar deh :)
Setelah diproofing

Cara membuat topping:
1) Selagi menunggu roti mengembang, buat topping kopi untuk di atas roti. 
2) Kocok mentega dengan gula halus hingga rata.
3) Tambahkan telur dan kopi, kocok hingga rata
4) Tambahkan terigu dan aduk hingga adonan tercampur rata. 
5) Masukkan adonan topping ke dalam piping bag. 

Penyelesaian:
1) Panaskan oven suhu 180 derajat Celcius
2) Beri topping di atas roti yang sudah mengembang dengan pola melingkar (atau seperti pola obat nyamuk hehehe) 

Siap dipanggang

3) Panggang roti selama 15 menit.
4) Sajikan hangat. 

yeay, Roti Boy sudah matang :)

Rotinya lembut plus ada sensasi gurih dari mentega yang lumer di dalamnya 😍 Nyummy! 
Selamat mencoba ya! Happy baking! 😊😊