Hujan

Apa kata melintas ketika mendengar kata "hujan?".. let's see.. hmm. kodok? payung? basah kuyup? atau malah jadi inget lagu "tik tik tik bunyi hujan di atas genting..
airnya turun tidak terikira..
cobalah tengok, pohon dan ranting..
pohon dan ranting basah semua.."

yang jelas.. senangnya hujan turun.. hawanya menyejukkan..

ketika hujan, ternyata ada amalan yang utama..
Dari Sahl bin a'ad Radhiyallahu 'anhu bahawasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.
"Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan". (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078).

ketika hujan turun baca doa yuk:
Allaahumma shoyyiban naafi`an
(Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat --HR. al-Bukhari--)

Allaahumma innii as aluka khairahaa, wa a`uudzu bika min syarrihaa
(Ya Allah aku memohon kepadamu kebaikannya (angin ini), dan aku berlindung kepadamu dari keburukannya (angin ini) -- HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, shahih--)

karena setiap tetesnya adalah berkah dari Allah..:)
yuk banyak-banyak berdoa ketika hujan.. :)

Keinginan untuk Pulang


Halo semua. Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat sehat ya.

Sudah lama saya tidak posting di blog hehehe.. Kali ini niatnya mau beres-beres draft yang menumpuk, tapi niat saya melenceng, malah baca-baca draft dan..saya melihat sebuah tulisan saat saya ingin pulang ke Indonesia yang dibuat sekitar tahun 2018 (dan tiba-tiba saya merasa seperti masuk ke mesin waktu hehehhee). Isinya full curhat sih, tapi saya post saja ya di bawah :)

***

Sudah lama saya ingin menuliskan ini dan jadi reminder untuk saya.
Keinginan untuk pulang. Iya, pulang.
Sudah hampir 5 tahun saya dan suami bersama anak tinggal di  Groningen, Belanda. Jauh dari keluarga. Selang waktu 5 tahun ini, Alhamdulillah saya sempat pulang untuk memperkenalkan cucu pertama keluarga pada tahun 2014. Pun saya bisa hadir di pernikahan saudara kembar saya satu tahun setelahnya.
Mengapa saya menuliskan ini?
Karena.... Saya kangen. Hehe. Sudah kurang lebih 2 tahun lamanya saya tidak pulang ke Indonesia, terutama saya kangen dengan keluarga saya. Meskipun saya secara regular setiap minggu video call dan setiap harinya saya mengirim pesan teks kepada orangtua saya. Tapi ya, saya masih disini. Ketika teman-teman saya pulang back for good ke Indonesia duluan, tak  sedikit yang bilang kalau mereka kangen Groningen. Ada yang bilang "kangen dengan kerapihannya, kangen dengan rapinya birokrasi disini, kangen dengan tertitbnya dan apiknya sistem disini dan lain-lain."
Dan lagi, yang disampaikannya pada media sosial adalah unek-unek perbandingan keadaan Indonesia dan Belanda dengan nada yang cenderung minor.

Apakah saya ada di posisi mereka sekarang namun terbalik? Apakah saya merasa seperti ini karena saya sedang jenuh dan stress dengan segala eksperimen yang harus diselesaikan? Akankah yang saya ingat memori di Groningen adalah yang pahit-pahit saja? Saya bertanya lagi ke diri sendiri, akankah saya akan berkata "rindu Groningen" ketika saya pulang ke Indonesia?
Kalau mau dibandingkan, Belanda atau Indonesia, tentu saja lebih maju di sini. Bukan, bukan saya tidak bersyukur bisa tinggal disini dengan waktu yang cukup lama. Untuk soal kesejahteraan tentu saja lebih baik disini. Jangan tanya. Positifnya tinggal merantau ya jadi bisa mandiri.
Seenak dan senyaman nyamannya tinggal di negeri orang, pasti lebih enak tinggal di negeri sendiri.
Ya Alloh semoga saya tidak menjilat ludah sendiri dengan menuliskan ini.
Semoga saya ketika pulang tidak ke-Belanda-Belandaan. Semoga pola ke-direct-an saya berkurang dan semoga kesundaan saya masih melekat dalam diri.

***

Bagaimana Na rasanya sekarang setelah 1 tahun pulang dari Groningen dan tinggal di Jakarta? Kangen Groningen gak? :) Kalau boleh saya jawab, jawabannya adalah not really. Kangen mungkin iya (apalagi sama musim gugurnya ya). Ada culture shock setelah pulang? Iya, tentu ada. Tapi yang saya rasakan bukan "I don't like living here, please take me back there". Sama sekali tidak. Episode hidup saya sekarang di Groningen sudah selesai. 

It is time to move up. Mungkin nanti akan saya coba tulis dalam postingan khusus, mudah-mudahan ada waktunya ya hehehe yang penting niat dulu :) Namun dalam singkatnya barangkali bisa saya deskripsikan dalam 1 kalimat: "Alhamdulillah.. going home and contribute to my home country, yes this is what I wanted."

This picture is taken from here



Jakarta, 25 Oktober 2020

Amalina


What I learned from K-Drama Hi Bye, Mama!

Di masa karantina seperti ini, tak dapat dipungkiri ada rasa bosan menyapa. Tentu perlu hiburan dong supaya tetap happy 😊 Siapa disini yang nonton drakor juga as a coping mechanism? Boleh lho share di kolom komentar ☺️

Saya sudah lama ga nonton drakor, kayanya drakor terakhir yang ditonton adalah Sky Castle deh 🙈. Kali ini, drakor yang menarik perhatian saya adalah Hi Bye, Mama! Trailernya menghampiri di timeline Youtube dan saya langsung tertarik untuk menontonnya. Saya mulai menonton drakor ini saat drakor ini selesai tayang. Yowes bisa marathon deh nontonnya, tentunya saat baby A tidur siang, saya cicil 1 episode per hari 😉

Gambar diambil dari sini

Sinopsis
Drama ini menceritakan kisah seorang Ibu bernama Cha Yu-Ri yang menjadi hantu kemudian hidup kembali selama 49 hari. Cha Yu-Ri bisa hidup kembali seutuhnya asal dia bisa menemukan tempatnya di dunia sebagai istri dan ibu dari anaknya. Sayangnya, suaminya kini telah menikah lagi. Akan kah Cha Yu Ri bisa menemukan kembali tempatnya di dunia?

Tanggapan saya tentang drakor ini adalah... Drakor ini mengandung bawang merah dan bawang bombay! 😭Drama ini pas banget buat yang suka dengan cerita yang mengharu-biru :') Semua karakter di drama ini baik, malah terlalu baik sampai-sampai lupa memikirkan diri sendiri atau malah menyalahkan diri sendiri atas suatu kejadian padahal itu bukan salahnya. 

Setelah selesai menonton drakor ini, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik, terutama tentang keluarga, persahabatan dan perpisahan. Namun setidaknya ada tiga yang sangat membekas pada diri saya. 

1. Appreciate every single moment of our lives
Spoiler alert. Saat Yu-Ri makan banyak sekali di hotel dan menikmati makanan tersebut dengan wow (saya sampai kabita sama makanannya), saya jadi terpikir apakah saya sudah bersyukur akan makanan yang bisa saya makan hari ini dan hari-hari sebelumnya? Apakah saya sudah bersyukur atas segarnya udara yang saya hirup, nikmatnya air dingin, dan hangatnya bersama-sama dengan keluarga saat ini? 😔

"If I had known that the next day would not arrive again, I wouldn't have let each precious day just pass idly. If I had known the time given to us was this short, I would have treasured every insignificant moment." Cha Yu-Ri


2. Live your life to the fullest
Belajar dari kisah Yu-Ri dan Kang-Hwa, ada beberapa hal yang mereka sepelekan ketika mereka masih bersama. Sudah tiada baru terasa. jleb. Saya jadi merenung, saya sudah jadi istri yang baik belum ya untuk suami? 

Sungguh sedih melihat Cha Yu-Ri memiliki perasaan "if I could turn back time, I would do it differently". Ini juga jadi pengingat buat saya. Apa yang bisa dikerjakan hari ini, lakukanlah dengan penuh kesadaran. Karena siapa yang tahu hari esok akan datang? 

Everyone who is alive is like that. They think more about tomorrow than today. That's why they have a lot of troubles, sigh a lot and regret a lot too. If they thought they would just lived another day like you, there is no need to worry about everything.



3. This kdrama made me want to tell all my loved ones how important they are to me.
Di drama ini terlihat jelas besarnya cinta dan kasih sayang keluarga Yu-ri, membuat hati ini 💔 saat Yu-Ri pergi. Kasih sayang Yu-Ri kepada putrinya Seo-Woo benar-benar sampai pada titik dimana Yu-Ri rela berkorban demi kebahagiaan anaknya. 

Dan lagi-lagi, termenung lah diri ini. Apakah saya sudah menjadi Ibu yang baik untuk anak-anak? Apakah saya nantinya akan diingat sebagai Ibu yang penyayang, atau malah sebaliknya? Tentu tidak ada Ibu yang tidak menyayangi anaknya, namun apakah kenangan manis yang saya torehkan untuk anak-anak cukup untuk membuat saya diingat sebagai Ibu yang sangat menyayangi anak-anak? *clak air mata netes kan...*

Overall, setelah menonton kdrama Hi Bye, Mama! ini, saya seperti diberikan kesempatan untuk merefleksikan kembali diri ini dalam hidup, seperti diingatkan kembali. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diri ketika lengah 😊

I know it is fictious, but thank you Cha Yu-Ri for your story. I would like to have a life with no regrets and one that's spent with my loved ones.

Jakarta, 15 Juni 2020
Amalina


Mommy Brain: Kondisi Mudah Lupa Pasca Melahirkan

" Cuti melahirkan selesai. kembali bekerja. ke lab lagi. ke lab lagi." dalam pikiran saya.
Pagi itu hari pertama saya kembali setelah kurang lebihnya 3,5 bulan off (cuti melahirkan+bonus wfh karena pandemi). Alhamdulillah suami masih WFH jadi baby DNA masih bisa di rumah (dadah dadah sesegukan Ibu di daycare bisa dipending dulu). Si Kakak juga inginnya di rumah, padahal TK-Daycare sudah mulai buka.

Saat sampai di lab dan hmm.. lupa password masuk lab. Sekali saya pencet kombinasi angka yang saya ingat. Eh malah Access Denied 😫 Untungnya ada kolega yang masuk ke lab juga and she told me the password. Ah thank God..

 The picture is taken from here

Jujur saya merasa nano nano hari itu. Campur aduk antara rasa senang, sangat bersemangat, gugup, kagok dan yang paling kentara adalah lupa. Ya, mudah lupa. Saya harus membaca lagi protokol kerja yang biasanya saya lakukan dengan mode autopilot 😅

To make long story short, hari pertama bekerja aman dilalui. Pekerjaan lab selesai dilakukan dengan baik meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Indeed, I need to adapt and recall things.

Rasa lupa ini seperti deja vu. Saya merasa kembali ke 6 tahun yang lalu, ketika saya kembali ke lab setelah cuti melahirkan Dinara. Jangankan di lab, saya bahkan lupa password PC saya. Aduuhh...
"Amalina, indeed you have to come back after maternity leave. See, you need more time to adjust." kata kolega setelah melihat saya berkali-kali salah memasukkan password pada PC.
Kolega saya pun berkata, sering kali lupa pada perempuan setelah melahirkan itu suatu yang normal dan wajar.

Hal ini biasa disebut dengan Mommy Brain atau Momnesia. Ada juga yang menyebut dengan istilah Baby Brain.

Eits, ini terbukti secara ilmiah lho.
Menurut penelitian Hoekzema, et.al pada tahun 2016, grey matter atau materi abu-abu pada otak Ibu mengalami penyusutan. Grey matter adalah komponen utama dari sistem syaraf pusat. Perubahan kentara terasa saat Ibu hamil trimester ketiga dan lamanya setidaknya 2 tahun.

Lantas, apakah perubahan ini berimplikasi buruk? Tidak. Justru perubahan otak ini membuat para Ibu menjadi lebih peka terhadap anak. Ditambah lagi dengan adanya hormon oksitosin (yang memiliki peran penting saat hamil, melahirkan dan menyusui) membuat para Ibu cenderung mengabaikan pengalaman buruk dan hanya mengingat hal hal yang membahagiakan saat melahirkan dan mengurus anak. 

Masya Allah.. sungguh Allah menciptakan kita dengan demikian sempurna ya :') Jujur, sekarang saya sama sekali lupa rasanya kontraksi. Kalau saja saya ingat persis bagaimana rasanya, mungkin saya tidak mau punya anak lagi dan mungkin para Ibu tidak ada yang mau hamil untuk kedua kalinya. 

Tapi tapi tapi, Mommy Brain ini jangan dijadikan alasan dong. Nah, supaya tidak melulu lupa dan susah fokus, tentu saya perlu menyiasati si Mommy Brain ini. Biasanya saya langsung mencatat hal hal kecil atau ide ide langsung sebelum keburu lupa. Biasanya saya langsung mengetiknya dan mengirimkanya ke whatsapp ke suami saya karena kadang bullet journal jauh dalam jangkauan. Biasanya sih pak Suami akan tanya "apaan nih Bu?" wkwkwk.. 

Anyway, semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Semoga kita semua sehat selalu ya! Untuk para Ibu di sana, you are doing great, keep it up!


Tulisan ini dibuat untuk #1minggu1cerita dengan tema Lupa.

Jakarta, 14 Juni 2020
Amalina

Referensi:
Hoekzema, E., Barba-Müller, E., Pozzobon, C., Picado, M., Lucco, F., García-García, D., ... & Ballesteros, A. (2017). Pregnancy leads to long-lasting changes in human brain structure. Nature Neuroscience, 20, 287-296.
https://www.psychologytoday.com/gb/blog/the-baby-scientist/201805/the-science-mom-brain
https://www.nytimes.com/2018/05/11/well/family/reframing-mommy-brain.html

Cerita Kelahiran baby Amanda

*Tadinya ini mau dipost satu bulan setelah lahiran, tapi baru sempat sekarang :) Tak mengapa ya :D*


Jakarta, xx Februari 2020


Lega dan senang. Dua kata yang paling menggambarkan keadaan saya saat cuti melahirkan. Saya baru mengambil jatah cuti melahirkan 1,5 pekan sebelum due date saat perut sudah besar, jalan pun sudah pelan-pelan banget, udah eungap kalau kata orang Sunda mah. Pepet teruusss biar nanti agak lama bareng baby, iya kaan.. Hari pertama cuti rasanya benar-benar enjoy banget hehehe.. Waktu yang ada digunakan benar-benar buat istirahat, akhirnya yaa istirahat setelah teu reureuh dari bulan Juli 😊


Keesokan harinya, saya merasakan kontraksi. Waduh, jangan-jangan sudah mau lahiran. Saya pun menghitung lama kontraksinya dengan app Contraction Timer. Kontraksi semakin terasa saat Maghrib. Saya yang saat itu belum menyelesaikan 'koper melahirkan' langsung menugaskan suami untuk membereskannya.
Lama-kelamaan, durasi kontraksi memendek dan jarak antara kontraksi satu dan setelahnya semakin lama. Dan.... perlahan kontraksi pun hilang setelah dua jam lamanya. Fiuh.. berarti bukan sekarang ya de lahirannya 😁

Sejak itu, kontraksi palsu sering dirasa setiap harinya. HP pun gak jauh dari tangan. Sekali terasa  kontraksi, buru-buru deh cek dengan app contraction timer. Saya pun selalu berkata ke dede bayi "de.. lahirannya pas kondisi jalan lagi gak banjir ya.. pas kondisinya jalanan lancar dan ga macet ya de.. pas Ayah stand-by di rumah dan Kakak ada yang jagain kalau kita ke rumah sakit.."

H-2 due date

Siang itu, ada whatsapp message dari RSIA Tambak. Hmm.. apakah ini konfirmasi dari Ruang Bersalin ya? 
Ternyata isinya adalah...
"Selamat siang,
Kami dari RSIA Tambak ingin menginformasikan untuk tanggal 25 Februari - 9 Maret 2020 dr. Yuyun SpOG tidak bisa praktek dikarenakan cuti umroh, terimakasih🙏"
Wadaw. Agak panik sih karena selama ini kan kontrol ke dr. Yuyun. Tapi setelah itu saya tanya rekomendasi dokter kandungan ke teman saya yang pernah kontrol di RSIA Tambak juga. Beliau merekomendasikan dr. Ika.

H-1 due date

Qodarulloh, dr. Ika praktek pukul 18:00-20:00 dan memang hari itu ngepas dengan jadwal kontrol kandungan. Bismillah saya coba deh kontrol kandungan ke dr. Ika. Kalau memang nantinya cocok, insya Alloh saya pilih dr. Ika untuk membantu proses melahirkan nantinya, ucap saya dalam hati saat itu.

Saat kontrol, masya Alloh.. dr. Ika sangat ramah, detail sekali menjelaskan hasil USG. Beliau agak kaget sih ketika saya bilang ' hplnya besok dok.' hehehe..
"Kepalanya sudah di panggul lho, Bu. Kondisi janin baik, air ketuban juga masih cukup. Kalau belum mules juga sampai pekan depan, harus induksi ya. Kalau Ibu gak mau induksi, ya operasi. Ibu ke ruang bersalin ya sehabis ini untuk cek CTG." kata dr. Ika.
Malam itu kira-kira jam 20:30, saya ke ruang bersalin untuk cek CTG. Kata Bidan "wah ini sudah ada kontraksi, bu. Tapi memang belum kuat. Saya cek dalam ya untuk memastikan pembukaan?"

Waduh.. nanti dulu deh bu Bidan. Saya malah belum siap dicek dalam. Saya menolak dengan alasan "Bu, nanti kita nunggu mules aja ya 😐". 

Akhirnya kami dibolehkan pulang ke rumah. Sampai rumah kira-kira pukul 21:30. Dinara sudah tertidur lelap. Saat itu Mamah dan Adik saya sudah standby di rumah untuk menjaga Dinara kalau-kalau saya lahiran. Tak lama kemudian saya merasa seperti ada discharge.. apakah ketuban pecah? Karena bingung, kami balik lagi dong ke Rumah Sakit. Tak lupa pamitan sama Mamah dan bawa koper perlengkapan melahirkan. Sampai di rumah sakit sekitar jam 23:00. Mau gak mau dicek pembukaan dong. Ternyata baru pembukaan 1. Bidan agak ragu sama cairan yang keluar karena gak 'rembes' seperti air ketuban pada umumnya. Akhirnya? Kami pulang lagi ke rumah huehuehuehuee.. *bagooos

Due date 00:00 WIB
Nah sudah masuk due date dong hitungannya :D Baru juga sampai rumah eh malah kerasa kontraksi, kontraksinya pun teratur! Saya dan suami belum tidur sama sekali, saya coba untuk tidur tapi gak bisa karena kontraksi semakin teratur. Saya pun melihat jam dinding dan jam menunjukan pukul 02:00 pagi. Ketuban pun rembes!  Saya langsung kirim pesan Whatsapp ke Ibu Bidan yang stand by di kamar bersalin RSIA Tambak. Akhirnya kami balik lagi ke rumah sakit (untuk kedua kalinya😅). Masya Alloh, emang harus ke rumah sakit dini hari karena ngepas banget sama doa saya: jalanan ke rumah sakit lancar, ga banjir, ga macet dan di rumah sudah ada yang nungguin Kakak.

Kira-kira kami sampai rumah sakit sekitar jam 02:30 dan langsung masuk ruang observasi (lagi) untuk dicek CTG. Ibu Bidan bilang kontraksinya sudah bagus. Pembukaan pun sudah masuk pembukaan 2. 

Due date 06:00 WIB
Kontraksi makin kuat. Saya menahan kontraksi hanya dengan tiduran miring ke kanan, tidak bisa sambil jalan-jalan. Bidan khawatir air ketuban jadi semakin sedikit kalau berdiri dan jalan-jalan. Tak lama kemudian, bidan memberikan infus antibiotik. 

Suami sudah terlihat mengantuk dan lelah tapi gak bisa tidur. Kenapa? Karena tangannya saya remas-remas karena nikmatnya "gelombang cinta" dede bayi 😁Ketika saya terlihat kesakitan, Ibu Bidan selalu mengingatkan untuk mengatur nafas. 

"Tarik nafas dalam, tiup.. tarik nafas, tiup.."
"Sabar ya Bu, anak kedua kan, insya Alloh sebelum Dzuhur udah lahir ya Bu" kata Ibu Bidan. 

Sarapan pun diberikan oleh pihak Rumah sakit. Suami menyuapi saya dan saya makan secepat kilat, balapan antara ngunyah sama kontraksi 😆

Due date sekitar jam 08:00 pagi
Bidan bilang kalau dr. Ika menyarankan (nah lho) untuk diberikan induksi hormon oksitosin.  Sempat nervous karena ketika melahirkan Dinara pun saya diberikan induksi. Tapi yasudah saya pasrah saja. 

Suami bilang "insya Alloh prosesnya cepat dibandingkan lahiran Dinara. Ini sudah pembukaan 3."
Karena sudah diberikan induksi, saya pun langsung dipindah ke ruang bersalin.


45 menit kemudian...
"Wah sudah bukaan 9, Bu" kata Bidan. Saya kaget, seriusan bukaan 9? Bukannya tadi bukaan 3? Tapi kontraksinya pun sudah nikmat banget masya Alloh, I felt urge to push. Alhamdulillah dr. Ika datang tepat waktu.   
"nah itu kepalanya sudah keliatan. Bu.." kata dr. Ika
Akhirnya Amanda lahir jam 09:04 :') saat itu juga langsung proses IMD. Perjuangan selesai sudah.. Saya sampai tanya dua kali "dok, ini udah kan dok? Udah kan?" :') Alhamdulilah prosesnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan melahirkan kakaknya, Dinara 😭

Alhamdulillah.. DNA kami bertambah lagi, Diamanda Nurfatima Adharis. Diamanda diambil dari kata bahasa Belanda "Diamant" yang artinya berlian, sedangkan Fatima diambil dari nama Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW.








Mohon doanya ya teman-teman, semoga Amanda menjadi putri sholehah, memiliki sifat-sifat teladan Fatimah Az-Zahra putri Nabi Muhammad SAW, sehat selalu, cerdas, kuat dan selalu bersinar layaknya berlian aamiin.. 😊

Jakarta, 1 Juni 2020
Amalina

Nutella Thumbprint Cookies


Nutella Thumbprint Cookies

Bahan-bahan:
  • 100 gram butter
  • 50 gram margarin
  • 225 gram tepung terigu
  • 120 gram gula halus
  • 100 gram kacang mede, cincang halus
  • 1/4 sdt baking powder
  • 20 gram susu bubuk
  • 20 gram tepung maizena
  • 3-4 sendok makan nutella, masukan ke dalam piping bag 
  • 1 butir telur, pisahkan kuning dan putihnya
Cara Membuat 
1) Dalam wadah, campurkan tepung terigu, maizena, susu bubuk dan baking powder. Aduk sampai rata.
2) Dalam wadah lain, kocok mentega, margarin dan gula halus sampai rata. Kemudian tambahkan kuning telur. Kocok hingga rata. 
3) Tambahkan campuran tepung, aduk dengan spatula. Jika adonan terlalu lembek, boleh ditambahkan dengan 1 sdm tepung terigu.
4) Bulat-bulatkan adonan sebesar bola bekel (kalau saya ditimbang satu per satu seberat 10 gram hehehe). 
5) Gulingkan bulatan adonan kue ke dalam putih telur, lalu gulingkan ke dalam wadah yang berisi kacang mede halus
6) Tata di atas loyang yang sudah dialasi kertas kue. Kemudian beri cekungan pada adonan kue dengan cara menekannya dengan jempol
7) Panggang dengan suhu 170 derajat Celcius selama 10 menit
8) Keluarkan dari oven, lalu isikan filling Nutella pada cekungan di tengah kue

Kue setelah diisi dengan Nutella

9) Panggang lagi selama 10 menit atau sampai keemasan
10) Keluarkan dari oven, tunggu hingga dingin sebelum disajikan :) 

Ada yang gak sabar nyicip hihihi.. 

Selamat mencoba! Happy baking!

Cerita Idul Fitri 1441 H di Tengah Pandemi Covid-19


Halo! Selamat hari raya Idul Fitri! Taqabbalallahu minna wa minkum. Kami mohon maaf lahir dan batin ya. Semoga amalan kita semua selama bulan Ramadhan diterima Allah, aamiin aamiin aamiin.. 
Gimana nih cerita lebarannya dalam masa pandemi ini? 

Meskipun lebaran #dirumahaja, semoga silaturahim masih terjaga ya insya Allah. 

Hari Lebaran #1
Lebaran kemarin kami sholat Idul Fitri di rumah, suami menjadi imam dan menjadi khatib pada sholat Idul Fitri 😊 Kemudian, kami tentu saja foto keluarga bersama mumpung momennya pas. Secara belum punya foto keluarga lengkap berempat sejak ada baby DNA hehehe.. 



Setelah foto keluarga yang mengandalkan tumpukan buku+self timer kamera, kami bersilaturahim online dengan keluarga inti dari saya. Alhamdulillah koneksinya baik sehingga kami dari Jakarta, orangtua dan adik dari Karawang dan kembaran saya yang sedang ada di Tokyo bisa sungkem online. Meski pun hanya menggunakan Zoom, tetap saja heboh hehehe. 



Kemudian, Zoom session pun dilanjutkan dengan keluarga besar dari Mamah. Alhamdulillah bisa bertemu lagi dengan Ua - Ua dan juga Mamang - Bibi setelah tidak lebaranan dengan Beliau-beliau selama 6 tahun lamanya. Yup, selama ini Lebaran selalu di Belanda karena Qadarullah selalu jatuh tepat di musim panas sehingga... harga tiket pulang mahal bhosque hehehe. 


Nah, karena pada silaturahim ini salah satu Mamang berhalangan hadir, maka silaturahim online ini diadakan kembali keesokan harinya. 

Pada malam hari sebelum silaturahim hari kedua diadakan, kira-kira sekitar pukul 19:00, tiba-tiba saya kepikiran untuk membuat kuis berhadiah supaya silaturahimnya jadi lebih meriah. Ide ini terinspirasi dari De Gromiest yang mengadakan acara Ngabuburit+Quiz menggunakan media Zoom dan Kahoot.it. 

Saya pun berdiskusi dengan kembaran saya, Amel, kira-kira doable ga ya, keburu gak ya persiapannya, soalnya ini projek Sangkuriang alias harus jadi dalam waktu semalam 🙆

Amel pun setuju dan saya pun langsung mengontak Mang Ceppy. Saya meminta Mang Ceppy untuk membuatkan pertanyaan seputar Keluarga Alm. Eman Sulaeman, seperti siapa kah nama kandung Ibunya Nenek, kapan tanggal lahir Nenek, kapan tanggal lahir Kakek, dsb. 

Supaya semakin meriah, saya pun menyisipkan pertanyaan ilmiah mengenai pandemi Covid-19 dan juga pertanyaan random seputar drakor The King Eternal Monarch wkwkwkw.. 

Setelah Mang Cepy setuju, saya pun gerak cepat men-generate pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam web Kahoot. Malam itu juga saya meminta untuk mengetes sistemnya (kombinasi Zoom dan Kahoot), supaya tahu hal-hal teknis apa saja yang harus saya lakukan sebagai host Kuis Silaturahim Keluarga Cimindi ini hehehe.. Saya dan Amel pun membuat teknis pelaksanaan Kuis supaya bisa nantinya bisa berjalan lancar. Dan technical meeting ini pun selesai jam 12 malam.





Hari Lebaran #2

Yeay, silaturahim+Kuis berjalan dengan lancar. Kuis dibuka dengan lagu main theme "Who wants to be a millionaire" supaya suasananya  meriah dan atmosfer kompetisi tercipta 😎 #tsah

Saya juga pertama kalinya menjadi host Quiz via Kahoot.it. Tebak apa rasanya? Yup, saya merasa seperti komentator sepak bola dan cukup heboh, apalagi partisipannya keluarga. Kebayang kan hebohnya Ua-Ua dan Bibi-Bibi hehehe.. But I enjoyed it very much 😁 

Oh iya, Kuis ini berhadiah lho hehehehe.. Saya, Amel dan Mang Cepy udunan untuk membelikan voucher GoPay atau Pulsa bagi pemenang hihihi..





Alhamdulillah, meskipun lebaran #dirumahaja namun masih bisa semarak. Respon dari keluarga pun baik. Katanya kuisnya seru dan ingin ada kuis seperti ini lagi kalau ada acara silaturahim (lah ketagihan hehehe..) 

Mudah-mudahan projek Sangkuriang ini jadi amal sholeh kami membahagiakan keluarga dan  membahagiakan Alm. Kakek-Nenek di sana, aamiin :')

Jakarta, 30 Mei 2020
Amalina

Ramadhan 1441H kami dan Pandemi Covid-19


Halo semuanya. Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat ya.. masih #stayathome kan..

Masya Alloh, tak terasa sudah masuk hari ke 18 Ramadhan ya.. Ini adalah Ramadhan pertama kami di Indonesia sejak kami menikah (hohoho, setelah 7 tahun lamanya)
Tapi karena pandemi ini, Ramadhan kami di Indonesia jadi rasa Ramadhan di Belanda (baca: tidak mudik dan tarawih di rumah hehehe) dengan durasi puasa yang lebih pendek dan konstan :) 

Masya Alloh tantangan Ramadhan buat saya kali ini adalah bukan lagi menghandle rasa lapar dan haus, tapi lebih ke bagaimana menahan nafsu terlebih bagaimana handle kegemesan ini sama si Kakak. Si kakak yang volume suaranya besar kadang sampai baby terbangun dan sekarang ngelesnya udah pinter nih, adaaaaa aja alasannya 😆  Oh iya, Kakak sudah sudah saya 'rumahkan' sejak pekan kedua Maret, sedangkan suami mulai official bekerja dari rumah pekan terakhir bulan Maret. Qadarulloh, saya sedang cuti melahirkan. Jadinya gak dapet PR dari kantor hehehe.. 

Tadinya saat cuti melahirkan ini inginnya sambil update blog dan merampungkan list draft (terlebih pengalaman saat di Groningen sebelum terlupa), ingin baca literatur tentang projek yang sedang dilakukan, ingin latihan biola rutin lagi (yap sekarang seminggu sekali aja udah uyuhan hehe). Tapi tapi kenyataan berkata lain, entahlah saat ini kadang saya malah lebih capek dibandingkan dengan biasanya. Adakah Ibu-ibu disini merasakan hal yang sama? Entah karena rasa bosan bin penat sehingga jadi lebih "sensitif"? 
Kalau udah datang rasa-rasa yang begini, saya langsung WA kembaran saya dan bilang 'butuh ngobrol nih, teleponan yuk. Kalau didiemin terus takutnya nanti berubah jadi singa. Wkwkwkwk'. 

Selain tantangannya, tentu ada bahagianya juga dong (in attempt to look at the bright side 😁)
Alhamdulillah, karena #dirumahaja, kami bisa sholat berjamaah hampir setiap waktu. Alhamdulillah Kakak intensif menghapal surat surat pendek Al Qur'an dan membaca buku Tilawatinya setiap hari. Saya juga baking setiap pekannya karena busui butuh doping yang manis manis biar asi lancaaarr dan tetep happy pastinya :) Kami punya waktu bersama lebih banyak, sampai kami beli mainan-mainan legend di Shoppee. Coba tebak apa? Yup, mainan balon tiup TATATA, monopoli dan mainan BP hahahaha.. :) 

Siapa yang masa kecilnya juga main mainan di atas? ;)

Selain itu, Kakak bisa bersilaturahim lagi dengan teman-temannya di Groningen karena setiap Ahad selalu ada pengajian anak online deGromiest Kinderen via Zoom, yeaay! 

Pengajian Anak Online deGromiest Kinderen
Masya Alloh, sekarang apa yang biasa jadi terasa berharga. Pergi ke luar rumah pun rasanya bahagia banget (walaupun cuma ke tukang sayur 10 menitan aja hehe). Alhamdulillah masa cuti melahirkan ini ditemani full team dengan keluarga dan mungkin masih banyak lagi hikmah yang belum saya ngeh. Insya Alloh selalu ada bahagia di setiap kejadian :)

Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir ya. Jangan lupa selalu cuci tangan dengan sabun dan pakai masker kalau keluar rumah :) Stay safe and healthy everyone!

Jakarta, 9 Mei 2020
Amalina

Buku Kegiatan Ramadhan 1441H Dinara dan Ibunya :)


Alhamdulillah, tahun ini Dinara semangat menyambut bulan suci Ramadhan. Supaya suasanya berbeda dengan bulan lainnya, Dinara membuat dekorasi sederhana yang terbuat dari kertas HVS. Ibu Dinara membantu menuliskan huruf R, A, M, A, D, H, A, N pada kertas dan Dinara mewarnainya dengan krayon.







Selain itu, Dinara pun membuat buku kegiatan Ramadhan. Buku ini terbuat dari beberapa lembar kertas HVS dihiasi dengan stiker-stiker dan washi tape favoritnya.





Salah satu isi dari buku kegiatan ini adalah ibadah tracker. Setiap kali ibadah dijalankan, maka kolom yang sesuai akan diberi gambar hati ♥️ 



Selain itu, buku ini juga berisi lembar bersyukur. Setiap harinya Dinara akan menuliskan rasa terimakasihnya kepada Allah.



Oh iya, Ibunya buat ibadah tracker juga lho.. Gak mau kalah sama anak doong, biar tambah semangatt :)



Semoga Dinara dan kita semua semakin semangat untuk menjalankan ibadah Ramadhan tahun ini dan bisa istiqomah menjalankan amalan-amalan ini bulan-bulan berikutnya aamiin..


Happy Ramadhan! 

Jakarta, 26 April 2020
Amalina

Hora Finita! Got a PhD before 30, Alhamdulillah..


Alhamdulillah.. selesai juga perjalanan panjang ini :') 

Setelah melewati berbagai eksperimen, revisian, diskusi, weekly meetings, presentasi, courses, conferences dan requirements lain dilalui, akhirnya saat itu datang juga: acc dari Promotor untuk PhD thesis defense

"Well, shall we submit to the system?" kata Bapak Promotor.

Saya masih ingat saat itu saya berkata "oh my, it is getting real." 
Tak pakai lama, saya pun segera submit draft thesis pada sistem Hora Finita. 

Qodarulloh, saya dan suami submit draft thesis dalam pekan yang sama dan kami pun sibuk menelepon PhD graduation office untuk bertanya kapan tanggal yang available untuk PhD ceremony/graduation. Kala itu kami agak sedikit mendesak untuk bisa sidang sebelum summer break. PhD thesis submission dan request tanggal untuk PhD defense ini at least 3 bulan in advance karena ada beberapa proses di dalam rentang waktu tersebut. 

To make long story short, saya mendapatkan tanggal sidang di pekan pertama bulan Juli, sedangkan suami mendapatkan tanggal sidang 1,5 pekan sebelum saya yaitu di akhir Juni. 

Persiapan untuk PhD thesis defense kami lakukan semua bersama-sama and indeed it was a very stressful moment for us. Mulai dari memilih percetakan buku thesis, layouting buku, design cover buku, tempat untuk resepsi, membagikan buku thesis/undangan untuk kehadiran saat PhD ceremony, memilih paranymphs (pendamping wisuda), memikirkan kado untuk supervisor, memilih tempat untuk reception dinner, revisian dari reviewer untuk chapter yang akan dipublish saat itu dan masih banyak yang lainnya. Tak lupa mengurus administrasi terminasi kontrak apartemen, listrik, air, dan kawan-kawannya karena kan mau pulang ke tanah air (Hore!). 

Singkat cerita, suami lulus duluan. Saya gak bisa menahan tangis haru. Satu sudah selesai, tinggal saya-eun :') 


Alhamdulillah.. Azis Adharis, PhD :)

Beberapa hari setelah suami selesai PhD defense alias satu pekan sebelum saya defense, saya mendapatkan hadiah in advance dari Alloh: I figured out that I'm pregnant.. :') masya Alloh, my PhD journey was started and will be ended by pregnancy :')

Semakin hari mendekati hari H, rasanya ga bisa dideskripsikan..  ditambah lagi rasa mual dan cepat lelah membuat saya tidak bisa konsen belajar 😅 Ketika mau belajar, eh saya malah tertidur di perpustakaan. Ketika mau belajar, eh mual 😅 Saya sampai menyelinap membawa minuman jahe ke dalam perpustakaan supaya tidak mual hahaha.. 😅 Ya Alloh.. saat itu rasa rasanya saya hanya ingin segera lulus saja deh hehehe..
Dan hari itu pun tiba. Jujur, saya sangat gugup. Saat penguji pertama bertanya, pertanyaan pertama Beliau sama sekali tidak bisa saya jawab. At that time I feel like it was the longest minute in my life. Saya langsung melihat wajah suami dan para paranimf (pendamping wisuda), masya Alloh senyum mereka menyemangati saya :) 


Para Penguji >.< (Photo credit: Aleksandra Zielienska)

(Photo credit: Aleksandra Zielienska)


Alhamdulillah pertanyaan dari penguji lain dapat saya jawab dengan lancar, apalagi penguji terakhir hehehehe. Sayangnya ketika saya hendak jelaskan lebih jauh, pedel sudah datang dan berkata "Hora Finita!"
Untung penguji ketiga bawaannya santai, jadi bisa "bernafas" sedikit lah hehehe..
Tak lama kemudian, prosesi pengumuman kelulusan pun dilakukan. Saya tidak tahan menangis haru :') 

(Photo credit: Aleksandra Zielienska)

Ketika Promotor menyampaikan kesan-kesannya terhahap saya sebelum pengumuman kelulusan

Yeay, lulus!!

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan resepsi di sebuah aula di Academic Building dan malam harinya dilanjut dengan acara syukuran dinner bersama dengan grup penelitian. 

Me and my book :)



(Photo credit: Aleksandra Zielienska)

Sebelum acara dinner selesai, kedua paranymph memutarkan sebuah film persembahan yang isinya parodi ketika saya menjadi masih PhD student. Saya sampai terbahak bahak menontonnya :D Kemudian, saya pun memberikan kenang-kenangan untuk Promotor, kedua paranymph dan juga teman-teman satu grup penelitian. 





Beberapa hari kemudian, saya datang lagi ke lab. Bukan untuk ngelab dong tentunya.. But to say good bye for the last time :) Tidak lupa memfotokopi buku-buku lab journal dan berfoto di lab (yang tidak biasa saya lakukan haha) buat kenang kenangan nantinya :)


Amalina and the "lovely" Fluorimeter hahaha :)



I always fill this 20L running buffer bucket during my PhD. I am gonna miss this for sure.


Bye, desk!

In front of the office



Alhamdulillah. Selesai sudah perjalanan panjang ini. Semoga ilmu yang saya dan suami peroleh selama masa studi ini berkah dan dapat bermanfaat di tempat kami mengabdi nantinya. Aamiin.. 

Suami bawa ijazahnya di hari kelulusan saya supaya bisa foto keluarga dengan ijazah kami masing-masing hehehe..

Yeay we nailed it!