Alhamdulillah Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam atas karuniaNya, kami dapat mengunjungi tanah suci dan mengerjakan ibadah umroh bersama dengan anak kami, Dinara. Overall, saya hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah, Alhamdulillah dan Alhamdulillah.. Terasa selalu ada jalan meskipun membawa balita.
Setelah mengobrol dengan pak Suami, kami bersepakat untuk menuliskan pengalaman umroh kami bersama Dinara (4 tahun) di blog ini sebagai referensi saya (iya, saya suka lupa nih kalau gak ditulis hehehe) untuk umroh berikutnya (aamiin Ya Alloh) dan semoga juga bermanfaat bagi teman-teman. Supaya tidak terlalu panjang, In sya Alloh akan saya bagi menjadi 3 buah postingan yaitu Persiapan,
ketika di Madinah dan
ketika di Mekkah. Oh iya, jika ada usulan lain berdasarkan pengalaman teman-teman,
feel free to share :) Sip deh kalau begitu langsung saja ya.
1. Waktu Keberangkatan
Kami memilih waktu keberangkatan akhir tahun. Pada periode ini, Mekkah dan Madinah cukup adem. Suhu sekitar 23 derajat Celcius ketika pagi dan 30 derajat Celcius ketika waktu dzuhur. Mungkin analoginya seperti musim semi di Groningen dengan matahari yang bersinar. Waktu ini cocok bagi kami karena pas dengan libur panjang Natal - Tahun Baru.
2. Rute Keberangkatan
Mekkah dulu atau Madinah dulu? Sebetulnya dari dua kondisi itu, ada plusnya dan ada minusnya juga. Untuk orang dewasa, mungkin tidak ada masalah khusus mau kemana, lama perjalanan belasan jam, dll. Namun, karena membawa balita, perhatikan juga lama durasi perjalananan dari point to point. Yup, dari saat keluar rumah hingga sampai di hotel.
Ada orangtua yang lebih memilih ke Madinah dahulu supaya bisa rileks sebentar karena anaknya tidak bisa dibawa langsung perjalanan yang lama. Namun ada pula yang lebih memilih ke Mekkah dahulu. Katanya supaya "sekalian" saja.
Secara personal, kami memilih rute ke Madinah terlebih dahulu karena bisa rileks dan lebih mempersiapkan diri untuk Umroh, plus juga penyesuaian kondisi untuk Dinara.
Namun kembali lagi sebagai orangtua, kita yang paling tahu tentang kondisi anak kita. Oleh karena itu sesuaikan ya. Tentu kita ingin menjaga agar anak tetap happy kan supaya orangtuanya juga happy :)
Baca juga : Umroh dengan Balita : Madinah
|
Travel yang kami pilih. Gambar dari sini |
3. Dokumen
Jangan lupa siapkan syarat-syarat dokumen yang dibutuhkan di antaranya adalah paspor,
residence permit (yang masih valid minimal selama 6 bulan ke depan), pas foto, surat bukti mahrom bagi perempuan (Surat
Uitreksel atau nama suami tertulis di paspor istri
), dan juga buku kuning bukti vaksin meningitis. Membuat
appointment vaksin menigitis di Groningen bisa dilakukan di
sini.
4. Cek Airlines yang Akan Digunakan
Apakah airlines tersebut memiliki fasilitas home entertainment? Jika tidak, maka masih ada waktu untuk menyiapkan hal-hal yang dapat menghibur anak selama perjalanan panjang. Syukur-syukur anak bisa tidur selama di pesawat ya :) Namun tidak ada salahnya untuk jaga-jaga. Pengalaman kami kemarin terbang dengan menggunakan EgyptAir dan di dalamnya tidak ada home entertainment. Alhamdulillah saya membawa beberapa worksheet untuk mewarnai, buku cerita favorit dan sempat mendownload app Baby Shark di detik-detik terakhir (haha).
4. Check-in Online
Kalau formasi tempat duduk pesawat 3-3-3 ya tidak masalah ya. Tapi kalau 2-4-2? Walaupun nanti akan berangkat dengan grup, saya merasa check in online ini sangat penting. Memilih tempat duduk di pesawat to make sure saya suami dan anak duduk berdekatan agar perjalanan menjadi nyaman. Biasanya check-in online dapat dilakukan 48 jam sebelum keberangkatan.
5. Bagasi
Mengecek aturan bagasi juga tidak kalah penting. Pengalaman kami dengan EgyptAir, setiap orang diperbolehkan membawa 2 bagasi/koper dengan berat maksimal masing-masing 23 kg. Pada akhirnya kami membawa total 3 buah koper. 1 buah koper (ukuran untuk kabin) diisi full dengan makanan, snack yang BANYAK, susu UHT kotak, jus buah kotak dan kado-kado untuk Dinara (yang nantinya diberikan secara bertahap hehe).
Bukan berarti di Mekkah dan Madinah gak ada snack lho ya hehehe.. Namun, kami beranggapan lebih baik membawa banyak snack favorit Dinara terlebih untuk kado-kado kecil "penghilang bosan". Toh snacknya tidak akan dibawa pulang kan.. Alasan yang lainnya juga adalah kami tidak ingin membuang-buang waktu awal disana dengan mencari tempat beli snack atau mainan anak-anak yang kami tidak tahu apakah Dinara suka atau tidak. We would like to use our time there as efficient as we could.
Pada akhirnya 1 koper tersebut kosong dan bisa kami isi dengan oleh-oleh untuk keluarga kami di Indonesia seperti sajadah, abaya, dll. Yiipppie!
Baca juga : Umroh dengan Balita : Mekkah
Berikut adalah checklist barang bawaan kami. List di bawah untuk 6 hari di Madinah, 6 hari di Mekkah, 2 hari perjalanan untuk berangkat & untuk pulang. Mungkin bisa disesuaikan dengan lama perjalanan teman-teman :)
- Stroller. Ini wajib dibawa karena nanti disana akan banyak berjalan kaki. Walaupun nanti stroler tidak bisa dibawa masuk ke dalam Masjid, namun bisa disimpan di halaman Masjid. Di Masjidil haram, ada tempat parkir khusus untuk baby stroller yaitu di sebelah kanan dan kiri gerbang no 1 King Abdul Aziz.
- Ransel atau tas kecil, untuk dibawa ke masjid, berisi Al-Quran, catatan doa, snack dan mainan anak
- Kado kecil untuk anak, misalnya buku mewarnai, stiker-stiker gambar kartun kesukaan anak, buku cerita, dll.
- Buku Tilawati Anak. Sambil menunggu waktu Isya di pelataran masjid, saya selalu sempatkan Dinara untuk membaca buku Tilawatinya. Satu halaman saja per hari cukup membuat saya bangga akan Dinara :)
|
Sebagian perlengkapan penghilang bosan Dinara |
- Makanan : beras (dan rice cookernya), makanan kering seperti abon, tempe kering atau rendang. Tidak lupa 4 buah pop mie ;)
- Snack seperti oreo, wafer, lollipop (penting!), rozijntjes, snikkers, dll.
- Minuman kotak ukuran 200 mL: Susu UHT kotak (12 kotak) dan jus buah (12 kotak)
- Hand sanitizer
- Deterjen bubuk
- Selimut kecil untuk anak
- Kamera (hanya bisa dipakai di pekarangan masjid karena tidak boleh dibawa ke dalam)
- Botol air minum. Penting untuk refill air zamzam setiap habis dari masjid :)
- Obat-obatan. Walapun disana terdapat banyak apotek, tidak ada salahnya membawa obat-obatan sendiri seperti parasetamol, nose spray, obat diare, betadine, tolak angin, obat batuk, obat pencahar, plester, minyak angin, balsem, dll.
- Alas kaki yang nyaman. Hehe, yang ini khusus untuk para orangtua. Pengalaman saya menggunakan sendal teplek di hari pertama disana membuat kaki saya lecet. Hari kedua dan seterusnya saya menggunakan sepatu kets yang memiliki bantalan yang empuk. Alhamdulillah super nyaman! :)
- Sunglasses, walapun akhir tahun cenderung dingin namun sinar matahari cukup menyilaukan ketika waktu Dzuhur-Ashar
- Toiletries non perfumed (sabun, sampo, sabun cuci muka, moisturizer, body lotion, deodoran, tisu basah, lip balm). Walaupun aturan 'dilarang menggunakan barang-barang berparfum' hanya saat berihram namun kami memilih untuk "pukul rata saja deh semuanya" :)
|
Toiletries Umroh_1 |
|
Toiletries Umroh_2 |
- Vaseline
- Kapas, tissue, cotton bud
- Plastik kresek untuk sendal/sepatu dan plastik kecil untuk bungkus makanan. Setiap kami ke masjid, selalu ada saja yang memberikan coklat atau permen untuk Dinara. Alhamdulillah.
Begitulah kira-kira persiapan yang kami lakukan. Tak lupa, yang paling utama adalah perbanyak berdoa, taubat and manage your expectation. Sisanya serahkan pada Alloh :) Baiklah, cukup segini dulu cerita saya. Semoga bermanfaat :)
Semoga ibadah yang akan atau yang sedang dipersiapkan dapat berjalan dengan lancar ya. Aamiin.. Saya titip doa ya semoga saya dan keluarga bisa kembali lagi ke tanah suci. Aamiin :)