Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Belanda

Sekitar satu bulan yang lalu (Januari 2018), saya menerima undangan pertemuan orang tua murid dari sekolah tentang VVE Thuis. Hmm apa sih itu? VVE Thuis adalah program untuk orang tua murid Groep 1 atau Groep 2 agar ikut partisipasi untuk pendidikan usia dini anak. Pertemuan orang tua murid ini membicarakan tentang bagaimana caranya orang tua murid dapat menstimulasi dan terlibat dalam pendidikan anak. Dengan adanya stimulasi dan keterlibatan dari orang tua di rumah, diharapkan anak menjadi semakin cepat mengerti apa yang diajarkan di sekolah. Jadi, bagaimana caranya?


Tema kelas untuk bulan Januari - Februari adalah Musim Dingin dan Karnaval. Orang tua murid dihimbau untuk mengajak anak keluar rumah dan bermain ketika bersalju, hehe... Misalnya membuat boneka salju dan melempar bola salju. Lalu, anak bisa membawa salju dari luar ke dalam rumah dan disimpan di mangkuk. Untuk apa? To look what's happening. Jika suhu menghangat maka es akan mencair dan jika es yang telah meleleh dimasukan ke dalam freezer maka akan membeku lagi. Nah, disini anak diharapkan bisa belajar tentang suhu, tentang dingin and little bit of chemistry hihi. 

Selain itu, orang tua juga dihimbau untuk mengobrol dengan anak tentang apa yang terjadi ketika musim dingin. Ketika keluar rumah, orang tua bisa mengajak anak untuk melihat pohon-pohon di luar, tidak ada bunga bermekaran, sungai yang membeku, dan kita pun perlu menggunakan pakaian yang sesuai seperti jaket, syal, dan sarung tangan karena suhu udara yang sangat dingin. 

Oh iya, Juf (guru) juga memberi board game dengan tema musim dingin. kelihatannya sederhana namun Dinara senaaang sekali ketika mencobanya. Satu hari bisa main sampai tiga kali!

Board Game : Winter Theme
Dinara suka sekali :)
Juf juga memberikan list kata-kata yang dianjurkan untuk disampaikan di rumah sesering mungkin supaya anak-anak hapal dan mengerti akan kata-kata tersebut. 

List kata-kata tema Karnaval

Aturan dasar dari VVE Thuis ini adalah sebagai berikut.

1) Mengobrol dengan anak,
2) Mendengarkan anak dan merespon dengan positif,
3) Menyemangati anak dan memberi pujian,
4) Mengikuti apa yang anak lakukan dan mengamati apakah dia sangat antusias atau tidak.

Dan yang paling penting adalah disini anak menggunakan bahasa Ibunya, native language, selama melakukan aktivitas-aktivitas VVE Thuis ini. Bahasa Indonesia saja, tidak perlu menggunakan Bahasa Belanda. Meskipun anak-anak mengerti bahasa Belanda, namun apabila menggunakan bahasa Ibu, hal ini akan membuat anak mampu membuat koneksi sendiri antar kata-kata dalam bahasa yang berbeda, seperti ada tombol "switch" saja di otaknya, Ma sya Alloh.. Oh iya, sekolah pun memberi perlengkapan khusus untuk kegiatan VVE Thuis di rumah lho, terdiri dari krayon, dadu, pion, papan bermain, lem, dan gunting kertas. 


Meeting VVE Thuis berikutnya dijadwalkan bulan Maret dengan tema musim semi. In sya Alloh hasilnya nanti akan saya tulis lagi di blog ini ya :)

4 comments

  1. Iih menarik Kak. Anak saya semalam supercamp di sekolah. Seru juga anak TK bermalam di sekolah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Maryati.
      Waah anak TK sudah supercamp, gemes banget :)
      Terimakasih ya sudah mampir kesini. Salam kenal ^_^

      Delete
  2. hi mba maaf mau bertanya, bagaimana cara beradaptasi bagi anak2 yang bersekolah di sana dg pengantar bahasa belanda? Apakah ada kesulitan?

    ReplyDelete
  3. Halo Mbak Ana, sebelumnya saya mohon maaf ya baru sempat respon commentnya..
    Alhamdulillah tidak ada kesulitan Mbak, mungkin karena masih anak-anak ya jadi mudah sekali menyerap kosakata baru.
    Terima kasih telah berkunjung ke blog ini :)

    Salam,
    Amalina

    ReplyDelete