week #6 - week #7 The Bow Grip

Hello there!

It has been a while I did not update my violin progress. I was on holiday for 2 weeks, I went to Medina and Mecca! It was so magical :') Before I went for the holiday, I would like to join the collaboration project of Marijke which is the worldwide Star Wars collaboration. Unfortunately, I could not make it. ah, jammer. I hope I could join for the next collaboration 😉

A week after I came back from holiday, I managed to start again the lesson, more to do practice on the scales and also the dynamics, and yes I'm still sticking to my practice journal. It helped a lot :) I also changed the position of my bow grip. I put the video down below.




Anyway, that's all for now. Wish me luck! 

Groningen, 31st of January 2018
Amalina

Umroh dengan Balita : Madinah

Assalamualaikum!

Alhamdulillah, setelah postingan saya sebelumnya yaitu tentang persiapan dan packing list sebelum keberangkatan, kali ini saya akan melanjutkan cerita perjalanan umroh kami bersama balita. Bagian 2 ini akan menceritakan tentang pengalaman kami di Madinah.
Langsung saja ya :)

Kami berangkat dari Schiphol Amsterdam pukul 15.00, kemudian kami transit di Cairo jam 10 malam dan sampai di Madinah pukul 4 pagi keesokan harinya. Sampai di bandara Madinah, antrian imigrasi panjang sekali. Seketika saya berdoa semoga Dinara anteng dan tidak bosan. dan Ma sya Alloh... begitu rombongan kami datang, petugas bandara membuka loket imigrasi baru dan kami tidak harus menunggu lama.  "Alhamdulillah, rejeki kamu, neng..." sambil mengusap Dinara. Setelah melalui proses pemeriksaan imigrasi dan mengambil bagasi, kami menuju hotel dan sampai di hotel sekitar pukul 06.30 pagi. Kami langsung sarapan dan istirahat di hotel (hehe iya kami hanya tidur beberapa jam saja selama di perjalanan) sehingga saat siang hari kami siap ke Masjid Nabawi. Meskipun kami pergi dengan rombongan Diwan Travel, but most of the time we spent our time just the three of us. Menurut kami lebih flkesibel seperti ini, jadi tidak usah saling tunggu yang lain :)

Baca juga : Umroh dengan Balita : Persiapan dan Packing List

Tukar uang dan beli SIM Card
Di hari pertama kami di Madinah, hal yang kami lakukan adalah menukar uang. Di sela waktu sholat, kami mencari money exchange yang dekat dari hotel. Alhamdulillah, ratenya cukup baik. 1 euro kira-kira 4.4 riyal. Kalau pun mau ambil uang dari ATM juga bisa. Setahu saya, bank Alinma dan bank Al Rajhi tidak mengenakan charge Alhamdulillah. Kemudian kami membeli SIM Card. Pilihannya banyak namun SIM Card yang kami beli adalah Mobily karena counter yang terdekat dari hotel ya itu hehehe.. Harga 75 Riyal sudah termasuk SIM card yang diisi dengan  paket internet 2 GB dan pulsa telepon 25 Riyal. 

Sholat berjamaah di Masjid Nabawi 
Alhamdulillah, selama 6 hari di Madinah, kami bisa mengikuti hampir seluiruh waktu solat berjamaah di Masjid Nabawi. Tapi untuk sholat subuh, saya selalu sholat di hotel karena Dinara masih terlelap tidur. Kasihan juga kalau dipaksa bangun :) Jadi yasudah Ayahnya saja yang ke masjid. :) Pintu gerbang untuk tempat sholat perempuan dimulai dari pintu no 29. Kalau dari arah datang dari hotel Hayatt International, pintu masuk terdekat dari hotel adalah pintu no 37 sehingga butuh cukup waktu untuk berjalan plus mencari tempat untuk sholat :)

Tips #1 Usahakan sudah berada di Masjid 10 menit sebelum adzan supaya tidak terburu-buru dan anak juga senang bisa pilih-pilih tempat sholat.


Sholehah terus ya Dinara..

Keluarga Adharis di Masjid Nabawi, Alhamdulillah Alhamdulillah..

Kan disana orangnya banyak sekali. Kalau terpisah, terus janjian ketemuan dengan suami bagaimana?

Sebelumnya kami menentukan dulu meeting point sebelum kami pergi ke tempat sholat kami masing-masing, misalnya di depan pintu no 35 atau di dekat screen sebelah tempat mengambil air minum dekat tempat sholat wanita. Kami pun ganti-gantian pegang Dinara. Misalnya kalau maghrib Dinara sama saya, berarti ketika Isya Dinara sama ayahnya. Ya diatur-atur begitu hehehe..Untuk tempat sholat, tentu saya lebih senang sholat di dalam masjid. Namun Dinara nampak lebih senang sholat di luar, mungkin sambil menunggu kami sholat sambil melihat langit. hehe. Tak jarang banyak anak kecil juga yang sedang menunggu orangtuanya sholat sehingga Dinara nambah teman baru deh. 
Karena jarak waktu sholat Maghrib - Isya cukup sebentar maka kami memilih untuk menunggu di pelataran masjid, sambil tilawah atau main dengan Dinara sehingga kami makan malam either sebelum maghrib alias jam setengah 6 sore atau setelah Isya sekalian. Itu sih buat orangtuanya aja ya.. Untuk Dinara, saya selalu siapkan bekal setiap kami pergi sholat berjamaah ke mesjid.



Ziarah ke Masjid Quba, Uhud dan Kebun Kurma
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang telah bersuci (berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umrah." (Sunan ibn Majah, no 1412).
Keutamaannya tinggi sekali ya.. Pada saat kami kesana, tempat sholat bagian perempuan penuh sekali. Untuk memasukinya saja cukup sulit. Dinara pun harus saya gendong dan ikut serta berdesak-desakan. Kala itu Saya tidak ada bayangan sama sekali akan banyaknya jamaah perempuan yang masuk. Tapi Alhamdulillah Alhamdulillah, Allohu akbar, Dinara tidak menangis dan sabaaaaar banget :') 

Tips #2 Sebelum ke tempat sholat masing-masing, alangkah baiknya dicek dulu kondisi tempat sholat perempuan. Apabila kondisinya sangat penuh, lebih baik anak dibawa bersama dengan ayahnya ke tempat sholat laki-laki, karena terlihat tempatnya cenderung lebih luas dan lebih teratur.


Di depan Mesjid Quba

Setelah itu kami pergi ke gunung Uhud. Ma sya Alloh, Dinara senang sekali ikut mendaki bersama kami.  Mungkin Dinara kangen dengan space luas sehingga Dinara berlari-lari, sambil menyanyi "Let it go.. let it go.." Gak apa-apa deh, asal tidak mengganggu yang lain. hehe..







Setelah itu kami mengunjungi kebun kurma. Disana kami tidak membeli apa-apa karena harganya lebih mahal daripada di pasar kurma. Namun, uang apapun diterima lho disini. Kalau mau bayar dengan Rupiah atau Ringgit juga bisa :)


Kebun Kurma
Tempat makan
Nah, karena travel hanya termasuk sarapan saja, maka kami harus mencari sendiri untuk makan siang dan makan malam. Alhamdulillah di hari-hari awal kami makan bekal yang kami bawa, seperti rendang, abon, kering tempe kacang hehe.. Kami pun membawa beras dan rice cooker sehingga kami tinggal membeli lauknya saja. Lebih hemat kan hehe.. Berikut tempat makan rekomendasi kami.


- Al-Baik
Al Baik merupakan tempat makan fast food yang cukup populer di Madinah. Lokasinya bisa dilihat di link ini. Porsinya banyak dan harganya yang ramah di dompet. Saya selalu membeli 1 porsi untuk dimakan berdua. Harganya untuk 1 paket broast dengan isi 4 ayam, 1 kentang dan 1 buah roti burger adalah 13 Riyal. Tempat makan ini selalu ramai pengunjung dan tempat antriannya dipisah lho. Ada tempat antri take away untuk laki-laki, take away untuk perempuan, dine-in untuk single, dan dine-in untuk keluarga. Nah, antrian yang biasanya penuh adalah antrian take away untuk laki-laki. Diperlukan kesabaran yang ekstra pokoknya hehe (kata teman yang sudah pernah antri disana). 

Tips #3 Karena membawa anak, kami masuk ke antrian untuk keluarga. Pintu masuk untuk antriannya berbeda dengan pintu utama yaitu masuk lewat Al Jazeera Mall lalu naik ke lantai 2.  


Foto diambil dari sini

1 porsi Chicken Meal. Foto dari sini 


Di Family Area Restoran Al-Baik 
- Zam-zam Restaurant
Restoran ini masih di kompleks yang sama dengan Al-Baik, di Al Jazeera complex. Lagi-lagi porsinya besar. Jadi lebih baik beli satu porsi dahulu kemudian kalau kiranya kurang ya bisa beli lagi. Kalau tidak salah, yang Rice with Half Chicken ini harganya 16 Riyal. Antriannya tidak sepanjang di Al-Baik kok, rasanya juga enak.


Rice with Half Chicken
Raudhah
“Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (HR. Bukhari no. 1196) .
Raudhah merupakan salah satu dari tempat-tempat mustajabnya doa. Tak heran jika orang-orang berbondong-bondong datang ke Raudhah. Tanda kita sudah berada di Raudhah adalah karpet yang berwarna hijau (berbeda dengan warna karpet masjid Nabawi yang berwarna merah) dan tiang-tiang putih dengan ornamen kaligrafi yang khas. Di dalam kawasan ini juga merupakan letak makam Rasulullah SAW dan juga dua sahabat Saidina Abu Bakar R.A dan Saidina Umar R.A. Untuk jamaah laki-laki, Raudhah dibuka 24 jam. Masuk dari pintu nomor 1, As-Salam Gate. 
Pintu masuk ke Raudhah untuk jamaah laki-laki

Pintu nomor 1 Masjid Nabawi Gerbang As Salam
Alhamdulillah, waktu itu Suami pergi ke Raudhah pukul 3 pagi dan cenderung tidak penuh. Malah bisa sempat berlama-lama disana sampai sholat subuh berjamaah. 
Untuk jamaah perempuan, Raudhah hanya dibuka di waktu-waktu tertentu yaitu waktu dhuha, setelah setelah Dzuhur dan setelah Isya. masuk ke Raudhah melewati pintu nomor 25, Uthman Bin Affan Gate. 


Pintu masuk menuju Raudhah untuk jamaah perempuan

Suasana antrian menuju Raudhah
Saya pergi ke Raudhah sendirian. Awalnya agak takut juga karena kebanyakan yang pergi kesana berkelompok, katanya agar bisa saling menjaga. Namun, Alhamdulillah, waktu itu saya baik-baik saja. Positifnya, saya jadi tidak begitu banyak mengobrol saat menunggu. Saya bisa fokus beribadah, membaca Al-Qur'an atau membaca list doa yang sudah disiapkan. Jujur saja, waktu menunggunya lebih lama dibandingkan dengan waktu berada di Raudhah. Sebagai gambaran, ketika saya ke Raudhah ba'da dzuhur, mulai mengantri pukul 13.30 dan waktu selesai kira-kira paling cepat pukul 14.45. Kalau waktu dhuha, mulai mengantri pukul 08.00 dan keluar pukul 09.30. Oh iya, ketika hari Jumat, saya merasa jamaahnya lebih banyak dari biasanya. Ada hal yang sangat membekas di ingatan saya kala itu. Saat saya menunggu memasuki Raudhah, saya bertemu dengan seorang Ibu yang membawa anaknya yang berumur 6 tahun. Beliau berkata "kuncinya sabar, sabar, dan sabar. Jangan sampai dorong-dorong. Kita mau ke Raudhah kan untuk beribadah dan itu hukumnya sunah. Kalau kita ke Raudhah tapi malah jadi dzalim ke orang lain karena dorong-dorong, kita malah rugi." 

Tips #4 Ketika masuk dari pintu nomor 25, coba ke shaf bagian depan di bagian kiri. Lalu nanti askar akan mengelompokan kita berdasarkan suku bangsa. Nah, ikutilah askar yang membawa papan bertuliskan "Kelompok berbahasa Melayu". Turuti apa kata Askar ya. Kalau Askar bilang "Ibu, duduk", duduklah. Bila askar berkata "Ibu, jalan", maka ikuti askar. Selanjutnya, sabar dan sabar dan sabar, in sya Alloh kebagian sholat sunnah di Raudhah 😊 


Baca Juga : Umroh dengan Balita : Mekkah 


Taiba Market
Nah, saatnya belanja oleh-oleh! Lengkap lho! Mulai dari abaya, sajadah, kopeah dan yang lainnya. Harga abaya dimulai dari 20 Riyal, kualitasnya pun macam-macam. Penjualnya rata-rata bisa bahasa Indonesia lho. Ayo bu, dipilih dipilih dipilih.. 😎 Harga sajadah juga sesuai dengan modelnya : macam-macam :) Mulai dari sajadah kecil yang bisa dimasukan ke dalam tas, sampai sajadah yang bisa menjadi matras. Tidak cuma membeli oleh-oleh, Suami pun membeli kain ihram disini seharga 40 Riyal. Kalau kata suami mah bahannya enak menyerap keringat dan kainnya besar sehingga nyaman untuk digunakan ketika berihram.

Bin Dawood hypermarket
Ini dia supermarket yang super lengkap. Selengkap itu loh hehehe.. Disana saya membeli beras dan juga buah-buahan. Letaknya di dekat pintu gerbang mesjid nomor 17.



Pasar Kurma
Di hari sebelum kami ke Mekkah, kami pergi ke Pasar Kurma. Disana tokonya banyak sekali, dan semuanya menjual kurma (ya iyalah namanya juga pasar kurma hehe). Ketika masuk kesana kami sempat bingung juga mau ke toko yang mana.


Akhirnya kami beli ke toko Tomoor (kalau gak salah tokonya nomor 1, pokonya toko gede dan ada di tengah). Kurma ajwa saya dapat dengan harga 40 Riyal per kilo. Sedangkan waktu saya ke Kebun Kurma, harga kurma ajwa sekitar 60-70 Riyal per kilo. WOW. 

Tips #5 Beli kurma lebih baik ke pasar kurma saja ya.. Insya Alloh lebih murah hehehe..

Dulu sering kali saya lihat foto Madinah di feed instagram dengan caption 'Rindu'. Saya berkata dalam hati, benarkah? Masya Alloh, sekarang saya sendiri merasakannya. Suasana masjid Nabawi yang menyejukkan hati, Raudhah yang ngangenin walaupun waktu antrinya lebih lama daripada waktu berdiam disana, pintu lift yang super sibuk ketika akan masuk waktu sholat karena banyak orang yang ingin ke masjid, jamaah yang saling sapa dengan 'Assalamualaikum', anak-anak yang menemani ibu-bapaknya di masjid, dan yang lainnya.. Semoga Alloh mengundang kita semua untuk berkunjung kesana (lagi) bersama dengan keluarga dan orang-orang tercinta, aamiin.. Sekian cerita pengalaman kami selama di Madinah. Semoga pengalaman dan tips-tips di atas bisa bermanfaat dan dapat membantu teman-teman ya :)

Umroh dengan Balita : Persiapan dan Packing List

Alhamdulillah Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam atas karuniaNya, kami dapat mengunjungi tanah suci dan mengerjakan ibadah umroh bersama dengan anak kami, Dinara.  Overall, saya hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah, Alhamdulillah dan Alhamdulillah.. Terasa selalu ada jalan meskipun membawa balita. 

Setelah mengobrol dengan pak Suami, kami bersepakat untuk menuliskan pengalaman umroh kami bersama Dinara (4 tahun) di blog ini sebagai referensi saya (iya, saya suka lupa nih kalau gak ditulis hehehe)  untuk umroh berikutnya (aamiin Ya Alloh) dan semoga juga bermanfaat bagi teman-teman. Supaya tidak terlalu panjang, In sya Alloh akan saya bagi menjadi 3 buah postingan yaitu Persiapan, ketika di Madinah dan ketika di Mekkah. Oh iya, jika ada usulan lain berdasarkan pengalaman teman-teman, feel free to share :) Sip deh kalau begitu langsung saja ya. 

1. Waktu Keberangkatan
Kami memilih waktu keberangkatan akhir tahun. Pada periode ini, Mekkah dan Madinah cukup adem. Suhu sekitar 23 derajat Celcius ketika pagi dan 30 derajat Celcius ketika waktu dzuhur. Mungkin analoginya seperti musim semi di Groningen dengan matahari yang bersinar. Waktu ini cocok bagi kami karena pas dengan libur panjang Natal - Tahun Baru.

2. Rute Keberangkatan 
Mekkah dulu atau Madinah dulu? Sebetulnya dari dua kondisi itu, ada plusnya dan ada minusnya juga. Untuk orang dewasa, mungkin tidak ada masalah khusus mau kemana, lama perjalanan belasan jam, dll. Namun, karena membawa balita, perhatikan juga lama durasi perjalananan dari point to point. Yup, dari saat keluar rumah hingga sampai di hotel. 
Ada orangtua yang lebih memilih ke Madinah dahulu supaya bisa rileks sebentar karena anaknya tidak bisa dibawa langsung perjalanan yang lama. Namun ada pula yang lebih memilih ke Mekkah dahulu. Katanya supaya "sekalian" saja.
Secara personal, kami memilih rute ke Madinah terlebih dahulu karena bisa rileks dan lebih mempersiapkan diri untuk Umroh, plus juga penyesuaian kondisi untuk Dinara. 
Namun kembali lagi sebagai orangtua, kita yang paling tahu tentang kondisi anak kita. Oleh karena itu sesuaikan ya. Tentu kita ingin menjaga agar anak tetap happy kan supaya orangtuanya juga happy :)

Baca juga : Umroh dengan Balita : Madinah

Travel yang kami pilih. Gambar dari sini
3. Dokumen
Jangan lupa siapkan syarat-syarat dokumen yang dibutuhkan di antaranya adalah paspor, residence permit (yang masih valid minimal selama 6 bulan ke depan), pas foto, surat bukti mahrom bagi perempuan (Surat Uitreksel atau nama suami tertulis di paspor istri), dan juga buku kuning bukti vaksin meningitis. Membuat appointment vaksin menigitis di Groningen bisa dilakukan disini.

4. Cek Airlines yang Akan Digunakan
Apakah airlines tersebut memiliki fasilitas home entertainment? Jika tidak, maka masih ada waktu untuk menyiapkan hal-hal yang dapat menghibur anak selama perjalanan panjang. Syukur-syukur anak bisa tidur selama di pesawat ya :) Namun tidak ada salahnya untuk jaga-jaga. Pengalaman kami  kemarin terbang dengan menggunakan EgyptAir dan di dalamnya tidak ada home entertainment. Alhamdulillah saya membawa beberapa worksheet untuk mewarnai, buku cerita favorit dan sempat mendownload app Baby Shark di detik-detik terakhir (haha).

4. Check-in Online 
Kalau formasi tempat duduk pesawat 3-3-3 ya tidak masalah ya. Tapi kalau 2-4-2? Walaupun nanti akan berangkat dengan grup, saya merasa check in online ini sangat penting. Memilih tempat duduk di pesawat to make sure saya suami dan anak duduk berdekatan agar perjalanan menjadi nyaman. Biasanya check-in online dapat dilakukan 48 jam sebelum keberangkatan.

5. Bagasi
Mengecek aturan bagasi juga tidak kalah penting. Pengalaman kami dengan EgyptAir, setiap orang diperbolehkan membawa 2 bagasi/koper dengan berat maksimal masing-masing 23 kg. Pada akhirnya kami membawa total 3 buah koper. 1 buah koper (ukuran untuk kabin) diisi full dengan makanan, snack yang BANYAK, susu UHT kotak, jus buah kotak dan kado-kado untuk Dinara (yang nantinya diberikan secara bertahap hehe). 
Bukan berarti di Mekkah dan Madinah gak ada snack lho ya hehehe.. Namun, kami beranggapan lebih baik membawa banyak snack favorit Dinara terlebih untuk kado-kado kecil "penghilang bosan". Toh snacknya tidak akan dibawa pulang kan.. Alasan yang lainnya juga adalah kami tidak ingin membuang-buang waktu awal disana dengan mencari tempat beli snack atau mainan anak-anak yang kami tidak tahu apakah Dinara suka atau tidak. We would like to use our time there as efficient as we could.
Pada akhirnya 1 koper tersebut kosong dan bisa kami isi dengan oleh-oleh untuk keluarga kami di Indonesia seperti sajadah, abaya, dll. Yiipppie!

Baca juga : Umroh dengan Balita : Mekkah

Berikut adalah checklist barang bawaan kami. List di bawah untuk 6 hari di Madinah, 6 hari di Mekkah, 2 hari perjalanan untuk berangkat & untuk pulang. Mungkin bisa disesuaikan dengan lama perjalanan teman-teman :) 
  • Stroller. Ini wajib dibawa karena nanti disana akan banyak berjalan kaki. Walaupun nanti stroler tidak bisa dibawa masuk ke dalam Masjid, namun bisa disimpan di halaman Masjid. Di Masjidil haram, ada tempat parkir khusus untuk baby stroller yaitu di sebelah kanan dan kiri gerbang no 1 King Abdul Aziz.
  • Ransel atau tas kecil, untuk dibawa ke masjid, berisi Al-Quran, catatan doa, snack dan mainan anak
  • Kado kecil untuk anak, misalnya buku mewarnai, stiker-stiker gambar kartun kesukaan anak, buku cerita, dll.
  • Buku Tilawati Anak. Sambil menunggu waktu Isya di pelataran masjid, saya selalu sempatkan Dinara untuk membaca buku Tilawatinya. Satu halaman saja per hari cukup membuat saya bangga akan Dinara :)
Sebagian perlengkapan penghilang bosan Dinara
  • Makanan : beras (dan rice cookernya), makanan kering seperti abon, tempe kering atau rendang. Tidak lupa 4 buah pop mie ;)
  • Snack seperti oreo, wafer, lollipop (penting!), rozijntjes, snikkers, dll.
  • Minuman kotak ukuran 200 mL: Susu UHT kotak (12 kotak) dan jus buah (12 kotak)
  • Hand sanitizer 
  • Deterjen bubuk 
  • Selimut kecil untuk anak
  • Kamera (hanya bisa dipakai di pekarangan masjid karena tidak boleh dibawa ke dalam) 
  • Botol air minum. Penting untuk refill air zamzam setiap habis dari masjid :)
  • Obat-obatan. Walapun disana terdapat banyak apotek, tidak ada salahnya membawa obat-obatan sendiri seperti parasetamol, nose spray, obat diare, betadine, tolak angin, obat batuk, obat pencahar, plester, minyak angin, balsem, dll.
  • Alas kaki yang nyaman. Hehe, yang ini khusus untuk para orangtua. Pengalaman saya menggunakan sendal teplek di hari pertama disana membuat kaki saya lecet. Hari kedua dan seterusnya saya menggunakan sepatu kets yang memiliki bantalan yang empuk. Alhamdulillah super nyaman!  :)
  • Sunglasses, walapun akhir tahun cenderung dingin namun sinar matahari cukup menyilaukan ketika waktu Dzuhur-Ashar
  • Toiletries non perfumed (sabun, sampo, sabun cuci muka, moisturizer, body lotion, deodoran, tisu basah, lip balm). Walaupun aturan 'dilarang menggunakan barang-barang berparfum' hanya saat berihram namun kami memilih untuk "pukul rata saja deh semuanya"  :)
Toiletries Umroh_1

Toiletries Umroh_2

  • Vaseline
  • Kapas, tissue, cotton bud
  • Plastik kresek untuk sendal/sepatu dan plastik kecil untuk bungkus makanan. Setiap kami ke masjid, selalu ada saja yang memberikan coklat atau permen untuk Dinara. Alhamdulillah.
Begitulah kira-kira persiapan yang kami lakukan. Tak lupa, yang paling utama adalah perbanyak berdoa, taubat and manage your expectation. Sisanya serahkan pada Alloh :) Baiklah, cukup segini dulu cerita saya. Semoga bermanfaat :) 

Semoga ibadah yang akan atau yang sedang dipersiapkan dapat berjalan dengan lancar ya. Aamiin.. Saya titip doa ya semoga saya dan keluarga bisa kembali lagi ke tanah suci. Aamiin :)

Anak-anak pun mengaji di Groningen

Tinggal sebagai minoritas tentunya ada tantangan, salah satunya mendidik anak tentang agama Islam. Tidak ada pelajaran agama di kurikulum sekolah formal di Groningen. Namun, kekhawatiran ini meluruh dengan adanya Taman Pendidikan Al-Qur'an (atau yang disini biasa disebut Pengajian Anak) di Groningen. 

Pengajian Anak diinisiasi oleh Ibu Rini Nurintani dan juga Ibu Rohmah sekitar 4 tahun yang lalu, Alhamdulillah berjalan hingga sekarang. Ibu Rini memiliki background guru TPA dan mengajar membaca Al-Qur'an dengan metode tilawati. Pengajian Anak rutin diadakan setiap hari Minggu, pukul 11.00 hingga 12.30, dilanjut dengan sholat dzuhur berjamaah. Apabila waktu Summer, pengajian anak diadakan jam 12.00

Santri yang mengikuti Pengajian Anak ini adalah anak-anak Indonesia yang tinggal di Groningen, mulai dari umur 2 tahun.  Nah, karena umurnya beragam, maka kegiatan ini dibagi dua kelas yaitu kelas PAUD untuk anak umur 2 - 6 tahun (buku materi Tilawati PAUD - Tilawati 2) dan kelas Tilawati untuk anak 7 tahun ke atas (buku materi Tilawati 2 - Tilawati 6). 
Tempat dilaksanakannya kalau kata orang Sunda mah "nguriling, mapay" :) alias gantian. Siapa saja boleh menjadi tuan rumah :) Jika ingin menjadi tuan rumah, daftar dulu ke pengurus sehingga nanti akan dimasukkan ke dalam jadwal. 

Kegiatan Pengajian Anak setiap pekannya dimulai dengan membaca doa sebelum belajar, surat Al Fatihah, surat An-Nas, surat Al-Falaq, surat Al-Ikhlas, surat Al-Kautsar dan Ayat Kursi bersama-sama. Kemudian, dipisah antara kelas PAUD dan kelas Tilawati dengan kegiatan dan pengajar masing-masing. Alhamdulillah, dimulai 6 bulan yang lalu saya diberikan kesempatan untuk berkontribusi aktif dalam mengajar kelas PAUD. Setiap pertemuan, selain belajar membaca huruf hijaiayah, in sya Alloh disisipkan sedikit materi, tentunya dengan cara yang menyenangkan dan juga dengan lagu-lagu. Kami selalu nyanyikan lagu Rukun Islam, lagu Nabi Muhammad, lagu tentang malaikat dan lainnya. Setelah selesai, kegiatan ditutup dengan doa senandung Al-Qur'an.

Semakin hari, santri pun semakin banyak. Sampai sekarang, untuk santri PAUD berjumlah 16 orang dan santri Tilawati berjumlah 8 orang.




Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan Ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai (pelindung) kami. Wahai Tuhan sekalian alam.
Semoga kegiatan ini diberkahi Alloh dan selalu ada hingga seterusnya aamiin :)